Dianggap Propaganda Komunis, Sejumlah Ormas Purbalingga Ancam Bubarkan Pemutaran Film "Pulau Buru Tanah Air B

Dianggap Propaganda Komunis, Sejumlah Ormas Purbalingga Ancam Bubarkan Pemutaran Film

Tolak-Pemutaran-Film-Pulau-Buru-Tanah-Air-Beta,Ormas-Ancam-Bubarkan-Acara PURBALINGGA - Rencana pemutaran film dokumenter, Pulau Buru Tanah Air Beta oleh Panitia Festival Film Purbalingga (FFP) 2016 di ula Hotel Kencana, Jumat (27/5) hai ini, mendapatkan penolakan oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas). Direktur FFP, Bowo Leksono, Kamis (26/5) menjelaskan, beberapa hari menjelang pemutaran film tersebut, pihaknya dipanggil oleh jajaran kepolisian."Kami diberitahu, rencana pemutaran film tersebut mendapatkan penolakan dari sejumlah Ormas. Alasannya film tersebut merupakan propaganda komunis," jelasnya. Dari informasi yang didapatnya, sejumlah Ormas tersebut berencana akan mendatangi venue FFP yang menjadi lokasi pemutaran film tersebut."Bahkan, ada informasi mereka mengancam akan membubarkan acara jika pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta, tetap dilaksanakan," ungkapnya. Penolakan ormas juga sudah terlihat dengan dipasangnya spanduk di depan venue FFP. Dalam spaduk yang dipasang oleh salah satu ormas, terdapat logo Garuda Pancasila dan ormas, dengan tulisan Tolak dan Bubarkan!!! Segala Bentuk Kegiatan Yang Bisa Menumbuhkankembangkan Bahaya Laten Komunis di Indonesia. Dia mengaku tidak sepaham dengan tudingan, sejumlah ormas tersebut. Menurutnya, pemutaran film tersebut justru menjadi edukasi pencerahan kepada masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengetahui sejarah.Terkait penolakan dari sejumlah ormas tersebut, pihaknya mengaku akan mencoba akomodatif. "Kami akan ajak pihak-pihak yang menolak pemutaran film tersebut untuk menyaksikan langsung film, agar mereka mengetahui apakah yang dituduhkan tersebut, merupakan propaganda komunis,” ujarnya. Dia menjelaskan, pemutaran dan diskusi film Pula Buru Tanah Air Beta, merupakan salah satu agenda rangkaian FFP 2016. Panitia menurutnya, juga mengundang sejumlah pihak, untuk mendiskusikan film tersebut.Sebelumnya, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Purbalingga Satya Giri Podo mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan informasi adanya sejumlah pihak yang pro dan kontra, terkait pemutaran film tersebut. Sebab, ada tudingan bahwa film tersebut merupakan film propaganda komunis. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: