Raskin Berkualitas Jelek Ditemukan

Raskin Berkualitas Jelek Ditemukan

PURBALINGGA - Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM menemukan masih ada beras untuk masyarakat miskin (raskin) dengan kualitas jelek di gudang Bulog Purbalingga. Hal itu, terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak)  di Gudang Bulog Purbalingga, kemarin (11/5). Raskin Berkualitas Jelek DitemukanDalam sidak tersebut, bupati menemukan kualitas raksin yangakan dibagikan kepada masyarakat Purbalingga, masih belum sama. "Kualitasnya (raskin) saya lihat masih belum sama. Ada beras medium minus (kurang baik, red) dan ada beras medium yang sudah sesuai," jelasnya. Bupati mendapati persediaan beras medium yang ada di gudang Bulog belum sama kualitasnya. Ada beras yang berwarna terang, ada yang gelap. Pada kantong yang lain juga terdapat beras medium yang masih terasa lembab saat dipegang. Dia berharap, adanya perubahan kualitas beras dalam pembagian raskin kali ini, yakni dari beras premium ke beras medium, masyarakat tidak dirugikan. Sebab, kualitas raskin medium yang akan dibangikan tersebut, masih belum sama. Tak hanya itu, dia juga menemukan mitra pemasok raskin dari Kabupaten Purbalingga, kualitas berasnya masih belum sama. "Ada yang baik, serta ada yang masih belum baik," imbuhnya. Tak hanya melakukan sidak ke gudang Bulog Purbalingga, Bupati juga sidak di gudang mitra Bulog, yang ada di Bukateja. Di lokasi ini, bupati menemukan raskin dari mitra Bulog tersebut, kualitasnya kurang baik. Kualitas raskin dari mitra Bulog tersebut, jauh lebih jelek dibandingkan raksin yang disetorkan oleh PD Puspahastama, BUMD milik Pemkab. Hal itu, terungkap setelah bupati membandingkan kualitas raskin dari dua lokasi tersebut. Dalam kesempatan sidak di Gudang Bulog, Bupati menemukan serapan beras lokal untuk raskin masih rendah. Serapan beras lokal Bulog baru sekira 30 persen. “Saya kesini (Bulog, red) untuk mengecek kesiapan penyaluran beras raskin. Termasuk mendorong adanya peningkatan penyerapan beras lokal Purbalingga. Saya target Bulog harus bisa menyerap 50 persen hasil panen petani,” katanya. Dia berharap ke depan, serapan beras untuk raskin dari lokal Purbalingga bisa lebih banyak lagi. "Minimal 50 persen. Kalau bisa lebih dari 50 persen," tambahnya. Di akhir kunjungannya, Bupati mengaku akan bersurat kepada Presiden RI, agar alokasi beras untuk masyarakat miskin ditetapkan menggunakan beras kualitas premium. Beras ini pernah digunakan untuk jatah raskin beberapa waktu lalu. Namun pada penyaluran Mei ini, kembali menggunakan kualitas medium sesuai inpres yang mengatur pelaksanaan penyaluran raskin secara nasional. Menurut Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas Mustangin mengatakan, perbedaan kualitas beras medium yang diserap Bulog terkait dengan hasil produksi petani yang berbeda-beda kualitasnya. Sementara, penyerapan beras petani yang baru mencapai 32 persen, karena terkendala proses pengeringan dan penggilingan yang tak bisa serentak dengan jumlah produksi banyak. Dia menuturkan, di Purbalingga belum ada penggilingan padi yang mampu memproduksi 25 ton sehari. Untuk penggilingan padi yang berskala besar hanya mampu memproduksi 10 ton per hari. Sedangkan di Purbalingga paling banyak penggilingan padi skala kecil yang hasil gilingannya hanya 2 hingga 3 ton sehari. Sementara, Kepala Gudang Bulog Purbalingga Pujo Priyono menuturkan penyerapan beras petani melalui program Sergap akan terus dioptimalkan. Sejak bergulirnya Sergap April lalu, menurutnya, dalam sehari Bulog mampu menyerap beras petani antara 100 hingga 180 ton. “Kita akan dorong 7 mitra dan satker yang ada untuk terus mengoptimalkan penyerapan beras petani,” katanya. Pihaknya siap merealisasikan target Bupati untuk menyerap hasil panen petani hingga 50 persen. Pada bulan Mei ini Bulog masih akan terus melakukan penyerapan bahkan hingga selesai panen sekalipun. “Kalau petani masih memiliki stok dan akan dijual, kami siap membelinya,” tandasnya. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: