Reaktif, Bayi 11 Hari Diisolasi di Belitung Timur

Reaktif, Bayi 11  Hari Diisolasi di Belitung Timur

Ketua Tim Satgas Covid-19 RSUD Beltim dr. Hotma Banjarnahor. Istimewa SEORANG bayi berumur 11 hari asal Kecamatan Dendang terpaksa diisolasi di ruang khusus RSUD Belitung Timur (Beltim). Bayi yang lahir 28 Mei 2020 itu, dinyatakan reaktif usai menjalani rapid tes dari Tim Tracking Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluaraga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Beltim, Sabtu (6/6). ------------------- KETUA Tim Satgas Covid-19 RSUD Beltim dr. Hotma Banjarnahor mengungkapkan, bayi laki-laki tersebut merupakan hasil tracking dari tenaga kesehatan di Kecamatan Dendang, yang terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona atau Covid-19. Sebelumnya, Sabtu tanggal 6 Juni 2020, berdasarkan hasil pemeriksaan uji PCR swab tenggorokan di Laboratorium Biomedis RSUD dr H Marsidi Judono Kabupaten Belitung, pasien 1112 itu dinyatakan positif Corona. Pasien 1112 ini bekerja sebagai Bidan di Puskesmas Dendang, Kabupaten Beltim. Perempuan berinisial SUZ yang berusia 46 tahun itu tinggal di Perumahan Danau Biru Desa Aik Rayak, Tanjungpandan Belitung. SUZ adalah istri dari pasien 1028 inisial KUZ, umur 47 tahun. Pasien 1028 yang menjabat Kepala SMK di Dendang itu, juga positif terjangkit Covid-19. “Hasil rapid test bayinya reaktif, namun hasil ke dua orangnya non reaktif. Jadi untuk mencegah terjadinya penularan si bayi kita isolasi di ruang khusus, hingga nanti hasil tes swabnya keluar,” ungkap Ketua Tim Satgas Covid-19 RSUD Beltim dr. Hotma Banjarnahor, Senin (8/6). Namun dr. Hotma menekankan jika nanti hasil swabnya positifnya, tidak bisa langsung mengambil kesimpulan bahwa si bayi tertular saat tenaga kesehatan membantu pemeriksaan. Hal ini mengingat banyaknya bayi melakukan kontak fisik dengan orang banyak. “Saya belum bisa bilang seperti itu, karena faktornya banyak. Begitu dia lahir hingga saat ini dia bertemu dengan banyak orang. Nah ini yang belum kita tahu dari mana proses penularannya,” jelas dr. Hotma. Bayi tersebut saat ini kondisinya cukup sehat, meski sebelumnya sempat mengalami gejala penyakit kuning. Saat ini bayi tersebut tengah dirawat di ruang isolasi khusus RSUD Beltim. Namun untuk asupan ASI, RSUD Beltim tetap menggunakan ASI ibu kandung. “Tetap meski terpisah dengan orang tuanya, pasokan ASI-nya tetap kita pakai. Kalau pun orang tuanya ingin menjenguk kami persilahkan namun tetap menggunakan APD,” kata Hotma. 24 Orang Sudah Swab Selain bayi asal Kecamatan Dendang tersebut, Tim Satgas COVID 19 RSUD Beltim juga mengambil sampel swab dari 23 orang lainnya. Ke 24 orang itu sebelumnya dinyatakan reaktif saat dilakukan rapid tes oleh tracking DKPPKB Kabupaten Beltim. Tracking dilakukan kepada seluruh orang yang mempunyai riwayat kontak fisik ataupun dekat dengan pasangan suami-istri pasien positif Covid-19, yang berdomisili di Kecamatan Tanjungpandan, namun bekerja di wilayah Kabupaten Beltim. “Hari ini kita sudah melakukan pengambilan sampel swab dari 24 orang tersebut. Jadwal swab kita lakukan Senin dan Selasa Besok, sebelum nantinya sampel kita kirim pada Rabu (10/6/20) dengan menggunakan pesawat,” jelas Hotma. Baca Juga: Tak Bermasker di Banyumas : Bikin Surat Pernyataan, Nyanyi Lagu Garuda Pancasila, Menghafal Sila Pancasila Tidak Gunakan Masker Pengendara di Maos Cilacap Dihukum Push Up Hasil swab menurut Hotma, baru bisa diketahui 3 – 6 hari ke depan. Mengingat saat ini laboratorium di Balai Besar Kementerian Kesehatan Jakarta banyak sampel yang menumpuk. “Sebenarnya cuman 2 - 4 hari, cuman sekarang kondinya masih crowded. Yang lab Palembang saja harus mengirim ke Jakarta, jadi mesti antre,” terangnya. Sambil menunggu hasil swab, seluruh Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) tersebut diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun ada juga yang diisolasi di RSUD dan Stadion Beltim. “Kita minta isolasi mandiri dulu. Kalau di RSUD hanya bayi saja, dan ada juga yang menolak isolasi mandiri di rumah jadi kita titipkan di stadion,” ungkap Hotma. Dari 24 orang tersebut sebagian besar dinyatakan ODP. Hal ini lantaran ada yang memiliki gejala demam disertai batuk pilek, dan gangguan pernapasan. “Kalau jumlah ODP-nya berapa, OTG-nya berapa datanya belum saya pegang. Kemungkinan besok, soalnya saat ini staf kami tengah sibuk memasukkan data ke sistem on-line,” tukas Hotma. Ia menambahkan, pengambilan swab juga termasuk ASN di Dinas Kesehatan yang pernah kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Saat ini, Tim Gugus Covid-19 RSUD Beltim sedang melakukan input data secara online sambil menunggu tambahan orang yang akan diambil swab. "Iya, semua dijadikan satu karena pengambilan swab hanya dilakukan di sini. Sekarang sedang memasukkan data secara online. Mereka (diminta) melakukan isolasi mandiri kecuali yang tidak bisa, kita tempatkan di stadion," kata dr. Hotma. Sambil menunggu keberangkatan pesawat yang akan membawa sampel swab ke Jakarta, Tim Gugus Covid-19 RSUD Beltim tetap siaga untuk melakukan pengambilan swab. "Mereka (tim survei) kerja keras, sampai saat ini mereka terus melakukan tracking. Kalau hari ini sampai besok masih ditemukan, kita akan lakukan swab siang maupun malam untuk mengejar pesawat hari Rabu," ucapnya. Saat ditanya kenapa tidak menggunakan metode pemeriksaan PCM seperti di RS Marsidi Judono Tanjungpandan, sehingga hasil pemeriksaan swab dapat ebih cepat, Hotma mengatakan jika RSUD Beltim belum mempunyai alatnya. “Alatnya yang kita belum punya. Kalau SDM kita sudah mampu dan siap,” sebutnya. (rel/msi/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: