2015, 97 Nyawa Melayang di Jalan

2015, 97 Nyawa Melayang di Jalan

PURBALINGGA-Sebanyak 97 nyawa hilang sia-sia di atas aspal selama tahun 2015. Selain itu, tercacat ada 506 kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama tahun 2015. Angka kecelakaan tersebut mengalami kenaikan bila dibandinngkan pada tahunn 2014 lalu. Kapolres Purbalingga AKBP Anom Setyadji SIK dalam dalam siaran pers analisa dan evaluasi (Anev) akhir tahun di aula Anindita Mapolres Purbalingga akhir tahun lalu, menjelaskan, angka kecelakaan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dengan 433 kejadian atau naik 16,9 persen. "Angka kecelakaan naik, namun korban jiwa turun," katanya. Anom menjelasan, korban meninggal mengalami penurunan sebanyak 16,4 persen dari 166 menjadi 97 orang. Selama 2015 tercatat ada 3 orang yang mengalami luka berat tiga orang, dan 760 orang mengalami luka ringan. Akibat kecelakan tersebut mengakibatkan kerugian materi mencapai Rp 411.950.000. Dari data kecelakaan selama 2015, terdapat kecelakaan yang paling menonjol adalah laka tunggal yang mengakibatkan tiga pelajar tewas di jalan raya Desa Condong, Kecamatan Kertanegara pada 8 Desember lalu. "Mereka mengendarai motor bertiga tak ada yang mengenakan helm,” jelasnya. Dari annalisa, faktor utama adalah kondisi alam yang menjadi titik rawan kecelakaan di Bayeman, Kecamatan Karangreja. Kondisi jalan yang berkelok dengan turunan dan tanjakan yang cukup curam. Faktor lain adalah dari sisi pengendara dalam hal ini pemakai sepeda motor yang didominasi korban anak di bawah umur. Sebenarnya polisi sudah melakukan banyak upaya untuk menekan angka laka lantas itu. Selama setahun, penindakan pelanggaran dilakukan sebanyak 34.985 kali dengan mengeluarkan sebanyak 15.520 surat tilang dan 19.465 teguran. Belum lagi tindakan persuasif lainnya yang rutin digelar. Mencegah kecelakaan bukan jadi tugas polisi saja, tapi juga seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Pengendara kendaraan bermotor harus benar-benar menaati peraturan lalu lintas, sebab sekecil apa pun pelanggaran juga menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas. “Kecelakaan menonjol tadi jadi perhatian utama. Kita perlu ubah pola pikir masyarakat terutama orang tua untuk tidak bangga melihat anaknya yang belum 17 tahun bisa mengendarai motor. Itu sama saja orang tua hendak mencelakakan anaknya sendiri,” tambahnya.(jok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: