Lestarikan Tradisi, Warga Watuagung Antusias Ikuti Bada Kupat

Lestarikan Tradisi, Warga Watuagung Antusias Ikuti Bada Kupat

JAGA TRADISI: Warga membagi kupat dan perlengkapannya sebelum kegiatan Bada Kupat. (ISTIMEWA) TAMBAK-Masyarakat Desa Watuagung Kecamatan Tambak menggelar Lebaran Ketupat. Istilah yang digunakan oleh masyarakat setempat adalah Bada Kupat. Kepala Dusun I Desa Watuagung Nuryadi memaparkan Bada Ketupat merupakan tradisi kenduri yang dilaksanakan pada hari ke delapan di bulan Syawal. "Kenduri yang biasanya menggunakan nasi diganti dengan ketupat. Simbol kupat bermakna mengaku lepat, mengaku bersalah," jelas Nuryadi, Senin (9/5). Bada Kupat sekaligus sebagai tanda berakhirnya puasa sunah selama enam hari di bulan Syawal. Masyarakat menghelat Bada Kupat di sebagian besar masjid dan musala yang tersebar di wilayah Desa Watuagung. Ketupat dibuat sendiri oleh warga. Bungkus ketupat terbuat dari janur. Ada beraneka bentuk ketupat. Kenduri Bada Kupat dilakukan pada pagi hari. Guna mengawali hari. Setiap orang membawa ketupat beserta kelengkapannya. Diantaranya lauk, peyek dan aneka olahan sayuran. "Ketupat tidak langsung di makan saat kenduri. Ketupat yang dibawa dikumpulkan menjadi satu, kemudian dibagikan kembali ke warga," imbuh Nuryadi. https://radarbanyumas.co.id/cerita-perantau-yang-rindu-tradisi-tenong-ambengan-di-banjarpanepen-sumpiuh/ Masyarakat Desa Watuangung melestarikan tradisi Bada Kupat. Agar tidak punah ditelan zaman. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: