Dari Eropa ke Banyumas, Bule Italia Belajar Calung di Desa Pekunden
MAHASISWA: Bule asal Italia saat berkunjung ke Oemah Gamelan. (ISTIMEWA) Bikin Film Dokumenter di Oemah Gamelan BANYUMAS- Daniele Zapatore, mahasiswa doctoral dari La Sapienza University, Roma, Italia cukup betah di Kabupaten Banyumas, terutama di Desa Pekunden Kecamatan Banyumas. Mulai dari belajar calung di Oemah Gamelan, hingga kini tengah merampungkan produksi film dokumenter. Budayawan Yusmanto menceritakan klimaks pembuatan film dokumenter menggunakan Oemah Gamelan sebagai pementasan. Eksplorasi fasilitas yang sudah ada. "Kegiatan yang sudah ada seperti bagaimana proses pembuatan gamelan, wayang, latihan gamelan di pendopo yang cukup megah," rinci Yusmanto, Senin (24/1). Hal tersebut menjadi kekuatan dalam film dokumenter. Dibeberkan Yusmanto konsep pementasan adalah perpaduan antara tradisional dan modern atau inovatif. Selain itu, penyajian pengrawit tradisional yang berasal dari desa. Dan pengrawit hasil lulusan perguruan tinggi seni. Disebut Yusmanto dirinya bersama pihak terkait sedang dalam posisi mengumpulkan kekuatan. Serpihan kekuatan yang ada di wilayah Banyumas. "Serpihan kekuatan antara lain berada di Oemah Gamelan untuk mempromosikan Banyumas bukan hanya di tingkat lokal atau nasional. Tapi juga sampai ke tingkat internasional. Bagaimana memperkenalkan Banyumas sebagai kekuatan kultural yang bisa mengundang banyak orang datang ke Banyumas," imbuh Yusmanto. Kekuatan itu yang kemudian menjadi bukti bahwa Banyumas tidak hanya menarik bagi Daniele Zapatore. Sudah banyak orang dari mancanegara yang tertarik belajar. Antara lain Jepang, Inggris, Amerika Serikat dan Argentina. https://radarbanyumas.co.id/jaga-tradisi-waqrga-desa-pekunden-jalan-kaki-ziarah-leluhur-di-empat-lokasi/ "Harapan kami ke depan, calung bisa menjadi warisan budaya tak benda bukan hanya di tingkat nasional tapi juga di tingkat dunia," ujar Yusmanto. Terpisah, pemilik Oemah Gamelan Eko Kuntowibowo mengatakan bahwa bisa menjadi bagian kegiatan tersebut. Sebab, bukti nyata bahwa seni tradisi masih eksis dan sekaligus ajang kebolehan serta promo di dunia. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: