Fenomena Menjamurnya Pengamen Badut di Banyumas Saat Pandemi
PURWOKERTO- Berbagai cara dilakukan untuk tetap bertahan hidup di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19. Di Kota Purwokerto, banyak orang yang banting profesi, salah satunya menjadi menjadi pengamen badut. https://radarbanyumas.co.id/belum-diambil-puluhan-alat-musik-pengamen-ditahan-menumpuk-di-ruang-penyimpanan/ Bahkan dapat dikatakan sebab menjamurnya pengamen badut dibeberapa perempatan hingga hampir diseluruh titik lampu merah sampai perkampungan padat penduduk dapat dikatakan karena ketidakpastian ekonomi. "Yang kayak kemarin kita tangkap itu, dulunya jualan di GOR Satria, tetapi karena kondisi seperti ini disana jualan tidak laku, akhirnya larinya kesitu, jadi pengamen badut," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kabupaten Banyumas, Eko Heru Surono melalui Kabid Tibum Tranmas Satpol PP Banyumas, Pujar Seno kepada Radarbanyumas.co.id, Selasa (3/8). Ditangkap beberapa hari yang lalu di Simpang Roda Mas, dan merupakan PKL yang banting setir, Pujar Seno juga mengungkapkan, jika modal yang dihabiskan untuk membeli pakaian hingga alat musik habis Rp. 1,5 Juta. "Dia beli pakaian dan alat musik katanya harganya hampir 1,5 juta, dia kemarin ngamen di roda mas, terus ketangkap sama kita. Namanya Sukarni," tambahnya. Dilakukan penahanan alat musik box dan kepala Mickey, kemudian diberi pembinaan. Dari barang bukti yang ditahan. Menurutnya, telah diambil Sukarni pada 29 Juli kemarin. "Kemarin sudah diambil alatnya, dan kita juga sudah beri pembinaan," pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: