Destilator Banyumas Mendunia Sampai Tanzania, Sudah Dua Kali Pengiriman
Kepala Desa Karangturi, Waskun (kiri), Manager Karya Soka, Hudyana Gilang S, ST (tengah), dan Maintainance Perusahaan Atsiri Banyumas, M Bahaudin melakukan prosesi gunting pita melepas alat destilator untuk diekspor ke Tanzania, Sabtu (24/7). Foto Lely/Radar Banyumas PURWOKERTO - Kedua kalinya CV Karya Soka melakukan ekspor destilator minyak atsiri ke Tanzania, Afrika. Pelepasan ekspor destilator dilakukan dari tempat produksi di Karya Soka Jalan Bakung No 99 Karangturi, Sumbang, pada Sabtu (24/7). https://radarbanyumas.co.id/novi-suprianto-mahasiswa-isi-asal-kalisube-perajin-wayang-kulit-abimanyu-jadi-teman-tidur-saat-sd/ Manager CV Karya Soka, Hudyana Gilang S, ST mengatakan, pengiriman destilator pertama sebanyak satu set, pada September 2020. Sedangkan pengiriman kedua kali ini, ada dua set lebih besar dari sebelumnya. "Masih ada pengiriman ketiga, rencana September tahun ini, sebanyak dua set," katanya. Dia menjelaskan, keunggulan alat destilator produksinya bisa mengefisienkan waktu penyulingan minyak atsiri. Sehingga menekan biaya operasional tenaga kerja. Di mana proses pelepasan minyak atsiri dalam tumbuhan lebih cepat, dengan titik didih air mencapai seratus derajat celcius. Dan hasil penyulingan minyak atsiri dengan alat destilator tersebut lebih bersih dan tidak banyak yanh terbuang. Karena penyaringannya menggunakan keran. Bebeda jika menggunakan tungku tradisional, atau bak terbuka. "Bisa kemasukan abu kayu bakar, atau kemasukan serangga, dan hasilnya banyak yang susut," ujar pria Alumni Prodi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Hal itu juga berpengaruh pada keawetan alatnya. Menggunakan destilator dari Karya Soka, bisa bertahan sampai 50 tahun. Jika tungku tradisional, langsung terkena api. Membuat panci mudah keropos, hanya bertahan empat sampai lima tahun. Maintenance Perusahaan Atsiri Banyumas, M Bahaudin menyampaikan, awal mula bekerja sama dengan CV Karya Soka untuk ekspor alat destilator minyak atsiri ke Tanzania, karena banyak perkebunan cengkeh. Dan daunnya belum maksimal pemanfaatannya. "Kita coba kelola untuk jadi minyak atsiri, dan diharapkan hasilnya bisa diserap lagi di Indonesia," ujarnya. Perusahaan tempatnya bekerja, merupakan pembeli terbesar clove leaf oil (CLO) atau minyak atsiri di dunia. Memerlukan pasokan dalam jumlah besar dan berlanjut. Adapun kandungan aktif dari minyak atsiri berupa senyawa aromatic eugenol dan caryophyllene difraksinasi. Diolah menjadi belasan turunan di antaranya vanilli. Sedangkan eugenol menjadi bahan bagi wangi-wangian untuk produk pasta gigi, sabun, deterjen dan parfum. Sementara itu, Kepala Desa Karangturi, Waskun mengaku bangga di desanya ada tempat produksi alat destilator yang dikirim ke luar negeri. Dengan begitu, secara tidak langsung, Banyumas semakin dikenal luas. "Walaupun ada pandemi covid-19, tidak menghambat proses produksi dan ekspor," katanya. Waskun pun mengharapkan, CV Karya Soka semakin dikenal dan bisa menyejahterakan masyarakat sekitar. Sebab pekerjanya didominasi dari warga Desa Karangturi. (rdr/ely)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: