Gropyokan Tikus Pakai Gas Melon

Gropyokan Tikus  Pakai Gas Melon

BERBURU: Petani Desa Kedungpring gropyokan tikus menggunakan gas melon. ISTIMEWA KEMRANJEN - Berbeda dengan gropyokan tikus pada umumnya yang menggunakan cara manual. Seperti mencangkul satu persatu yang diduga lubang tikus. Atau menggunakan mercon tikus. Petani di Desa Kedungpring Kecamatan Kemranjen memilih menggunakan gas elpiji tiga kilogram untuk gropyokan tikus. Kepala Desa Kedungpring Sugiyono menjelaskan alat yang digunakan dibuat di bengkel. https://radarbanyumas.co.id/buaya-muara-terjebak-perangkap-ikan-nelayan/ "Pada ujung selang untuk semprong lubang tikus menggunakan potongan ban. Tinggal dilas ke bengkel," rinci Sugiyono, Minggu (13/12) usai kegiatan. Satu tim gropyokan terdiri dari empat orang. Mereka memiliki tugas masing-masing. Diantaranya, melakukan penyemprongan ke lubang dan berjaga menunggu tikus melarikan diri untuk digebug. Pemanfaatan gas elpiji untuk membasmi tikus dinilai lebih efektif. Sebab, lebih hemat tenaga. Selain itu, tidak merusak pematang sawah dan tanggul saluran maupun sungai. "Penyemprongan menggunakan belerang. Pemerintah desa yang pengadaan. Program padat karya tunai untuk pemberantasan hama tikus," jelas Sugiyono. Latar belakang gropyokan tikus bermula dari laporan petani. Tanaman usia dua sampai tiga minggu diserang tikus. Sehingga, tanaman banyak mengalami kerusakan. Populasi tikus meningkat ditengarai terdampak banjir beberapa waktu lalu. Sarang tikus mayoritas berada di tanggul. "Pasca banjir mungkin tikus kehabisan pangan. Jadi, begitu ada tanaman langsung diserbu oleh tikus," pungkas Sugiyono. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: