Ini Kronologi Kasus Pembunuhan Empat Orang di Desa Pasinggangan Banyumas

Ini Kronologi Kasus Pembunuhan Empat Orang di Desa Pasinggangan Banyumas

PURWOKERTO - Aksi keji yang dilakukan keluarga Saminah terjadi pada 9 Oktober 2014 lalu. Sebelum dilakukan pembunuhan, Misem diminta Saminah untuk tinggal sementara di rumahnya yang jaraknya sekitar lima meter. Setelah Misem berada di rumah Saminah, Irvan dan Putra ke rumah Misem. Pembunuhan pertama dilakukan saat Sugiono usai mandi, siang hari. Saat Sugiono keluar dari kamar mandi. Irvan langsung memukul kepala Sugiono dengan potongan besi bekas dongkrak secara bertubi-tubi. Sugiono saat itu melakukan perlawanan, namun tak dapat berbuat banyak lantaran Putra menghantamkan tabung gas elpiji 3 kg ke kepalanya. Usai dipastikan meninggal, jasad Sugiono dibawa ke salah satu kamar. "Sebelum membunuh Sugiono memang ada percekcokan, sehingga ada tetangga yang mendengar dan menghampiri rumahnya. Namun tetangganya ditemui Saminah dan menenangkan jika sudah tidak terjadi apa-apa," jelasnya. Tak berselang lama, Supratno yang merupakan pegawai TU perpustakaan SMP Negeri 4 Banyumas ini datang dan langsung dibunuh dengan cara yang sama seperti Sugiono. Begitu juga dengan Heri yang datang berikutnya. Ketiganya lalu dikumpulkan di kamar yang sama. Setelah itu, tersangka sebenarnya tidak ada niat untuk membunuh Vivin yang pada saat itu merupakan mahasiswi IAIN Purwokerto. Saat itulah Irvan mengirim pesan SMS kepada Vivin dengan handphone Ratno untuk tidak pulang ke rumah. Namun belum sempat dibalas, Vivin sudah tiba di rumah. Pembunuhan keempat pun dilakukan. "Semuanya dengan cara yang sama, Irvan memukul dengan menggunakan besi, dan Putra memukul dengan menggunakan tabung gas elpiji," kata Kapolres. Setelag membunuh keempat korban, pada malam harinya Irvan dan Putra menggali lubang dengan panjang 1,5 meter, lebar 1,4 meter, dan kedalaman 40 cm di belakang rumah Misem. Lubang tersebut digunakan untuk mengubur keempat mayat tersebut. Tak hanya mengubur, sebelum diuruk dengan tanah, Irvan dan Putra mengecornya dengan semen. Usai eksekusi, Irvan dan Putra juga mengubur potongan besi dan tabung elpiji tak jauh dari tempat dikuburnya keempat korban. Usai pembunuhan, dua sepeda motor milik Ratno dan Vivin dijual Sania seharga Rp 5 juta. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: