Tiga Pemimpin Sunda Empire Resmi Jadi Tersangka

Tiga Pemimpin Sunda Empire Resmi Jadi Tersangka

ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi JADI TERSANGKA: Dua petinggi Sunda Empire, Nasri Banks dan Ratna Ningrum ditetapkan tersangka oleh Polda Jawa Barat. JAWA BARAT – Tiga petinggi Sunda Empire ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat. Mereka kini sudah resmi ditetapkan tersangka kasus penyebaran berita bohong. Ketiga tersangka itu di antaranya Nasri Banks sebagai perdana menteri, Raden Ratna Ningrum sebagai ratu agung, dan Ki Ageng Ranggasasana sebagai sekretaris jenderal. Saat pengungkapan kasus, polisi menghadirkan dua tersangka Nasri dan Ratna. Kedua tersangka yang merupakan petinggi Sunda Empire itu mengenakan baju tersangka berwarna biru. Sedangkan untuk Ranggasasana, Saptono mengatakan bahwa tersangka tersebut sedang dalam perjalanan menuju Poda Jawa Barat. Direktur Reskrimum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Suhartiyono mengatakan ketiga tersangka tersebut terbukti memenuhi unsur pidana penyebaran berita bohong karena membuat masyarakat resah tentang kebenaran sejarah. “Akibatnya masyarakat jadi bertanya-tanya apakah benar apa yang dikatakan Sunda Empire ini, itu kan sama saja membuat resah masyarakat,” kata Hendra. Sementara itu Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga menjelaskan pengusutan kasus tersebut diawali dari adanya laporan dari budayawan yang merupakan Ketua Majelis Adat Sunda, Ari Mulia. Kemudian polisi meminta keterangan dari sejumlah saksi anggota Sunda Empire maupun saksi ahli. “Kemudian penyidik telah melakukan gelar perkara terkait dengan Sunda Empire, dari hasil keterangan ahli dari alat bukti penyidik berkesimpulan bahwa kasus ini memenuhi unsur pidana,” kata Saptono, kemarin (28/1) Tersangka Nasri dan Ratna diketahui merupakan pasangan suami istri yang berdomisili di Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Sedangkan tersangka Ranggasasana merupakan warga domisili Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten. Atas perbuatannya, ketiga tersangka petinggi Sunda Empire itu dijerat pasal berlapis dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Polisi menjerat mereka dengan Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang penyebaran berita bohong dan menyiarkan kabar yang tidak pasti. (jpg/ACD)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: