Kreasi Pegiat Bank Sampah dari Cingebul
KERAJINAN TANGAN : Seorang warga tengah membuat kerajinan tangan berupa tas yang berbahan dasar limbah plastik. ISTIMEWA LUMBIR - Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi masalah lingkungan yang cukup serius karena sulit terurai. Oleh karena itu, Pegiat bank sampah asal Desa Cingebul yang juga sebagai Pramuka Peduli Lumbir, Sakirun berinisiatif mengatasi permasalahan tersebut dengan mendaur ulang limbah plastik. "Kalau tidak bisa mengurangi sampah, maka ya harus di daur ulang. Karena ini dapat membuka peluang ekonomi masyarakat sekaligus menjaga ekologi," katanya. Sakirun mengatakan pemafaatan sampah anorganik khususnya plastik ini dilaksanakan dengan pembuatan kerajinan tangan. Saat ini pihaknya bersama pengelola bank sampah di wilayah Banyumas barat terus melakukan kampanye pengelolaan sampah. "Jika ditekuni, hasil kerajinan tangan ini cukup prospektif untuk dipasarkan. Sayangnya, saat ini belum semua masyarakat mampu dan mau mengembangkan kerajinan tangan berbahan sampah anorganik tersebut," ujarnya. Sakirun mengatakan untuk dapat membuat kerajinan ini memang butuh ketelatenan. Apalagi jika perajin tersebut harus melakukan pemilihan dan pemilahan sampah anorganik yang bisa dimanfaatkan tersebut. Oleh karenanya kesadaran dan ketekunan dalam memanfaatkan sampah anorganik ini perlu terus dilaksanakan. "Kerajinan ini dimulai dari kemauan hingga ketelatenan pengolahnya. Karena tanpa diolah dan dipilah tak semua sampah anorganik seperti plastik dan kemasan produk lainnya tak dapat disiapkan jadi produk kerajinan tangan," jelasnya. Sakirun yang selama tiga tahun terakhir bergelut dengan sampah kini sudah bisa membuat aneka kerajinan tangan berbasis sampah anorganik dari plastik sebanyak 20 jenis. Adapun harga kerajinan tangan berupa tempat gelas, tas, dompet, rompi, sajadah, taplak meja dan sebagainya ini dihargai mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu. (ali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: