Perajin Keluhkan Harga Gula Jawa Turun
MENGOLAH : Perajin gula jawa saat memasak badeg kelapa yang hendak dijadikan gula, kemarin.ALI IBRAHIM/RADARMAS CILONGOK - Perajin gula kelapa atau gula jawa di Desa Langgongsari, Cilongok hanya bisa pasrah dengan turunnya harga jual kepada pengepul. Penurunan harga, karena produksi gula jawa di musim kemarau ini cukup melimpah. Suriah (55) seorang perajin gula jawa di Desa Langgongsari menyebut, penurunan harga di tingkat perajin terjadi sejak awal masuknya musim kemarau. Padahal menurutnya, pada musim kemarau nira yang dihasilkan sebagai bahan pembuat gula justru lebih bagus jika dibanding musim penghujan. Pada kondisi normal harga gula jawa mencapai Rp 16.000 per kilogram (kg). Namun saat ini turun di kisaran Rp 15.000 per kg di tingkat perajin. "Dari informasi yang saya dapat, turunnya harga gula ini karena produksinya melimpah tapi pembeli sedikit. Padahal saat musim kemarau produksi cenderung rendah dan kualitasnya lebih bagus jika dibanding saat musim hujan," katanya. Suriah mengaku, saat ini dia dapat memproduksi gula sekitar 5 kg per hari dengan satu kali masak air nira. Sedangkan saat musim penghujan produksi gulanya mencapai 6-7 kilogram per hari. Penderes kelapa Sultoni (55) menambahkan. Pada musim kemarau produksi nira cenderung menurun. Hal itu dikarenakan tanaman kelapa tidak mendapat pasokan air yang cukup. Berbeda pada saat musim hujan, pasokan air yang cukup membuat nira yang dihasilkan pohon kelapa menjadi berlimpah. "Dari 21 pohon kelapa yang saya miliki, rata-rata menghasilkan gula 5 hingga 6 kilo saja perhari," katanya. Produksi gula kelapa tersebut selanjutnya dijual ke pengepul dengan harga yang sudah ditentukan. Mayoritas, gula kelapa yang diproduksi warga Langgongsari memang dijual ke pengepul dengan sistem kontrak. Kondisi ini membuat perajin tidak dapat menentukan harga jual sendiri. Jika terjadi kenaikan harga gula di pasar yang signifikan, para perajin hanya mendapat kenaikan sekitar Rp 500 rupiah per kilogramnya. Namun jika terjadi penurunan harga di pasar, di tingkat perajin bisa mencapai Rp 1000 per kilogramnya. (ali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: