Jembatan Gantung Sindang Ambrol Lagi

Jembatan Gantung Sindang  Ambrol Lagi

RUSAK : Jembatan gantung Desa Sindang yang rusak Sabtu (14/12) malam.AMARULAH NUR CAHYO/RADARMAS PURBALINGGA- Puluhan tahun, masyarakat Desa Sindang Kecamatan Mrebet menggunakan akses lalulintas di jembatan gantung. Namun, pada Sabtu (14/12) petang, jembatan gantung itu kembali ambrol. Untuk mengantipasi tidak ada korban jiwa, maka dari sisi dua desa ditutup. Kepala Desa Sindang, Mukhlisi mengatakan, saat itu habis Maghrib, ada orang laporan jika dua kayujembatan lepas, sehingga bantalan jembatan ini rusak parah. Terlebih kondisi jembatan itu masih ada. “Beruntung, saat malam harinya, warga dan petugas las sertaCamat, mengunjungi lokasi. Sehingga menggunakan anggaran desa, semua bisakembali normal,” ungkapnya, Minggu (15/12). Pihaknya juga sudah memberikan imbauan agar warga tetap melihat kondisi di lapangan. Jika memungkinkan, maka jangan menggunakan dulu jembatan gantung saat kondisisedang tidak bersahabat. “Kemungkinan slingatau kawat baja sebagai pengait pancang masih kuat. Namun bukan soal itu, tapisoal keseimbangan saat kendaraan roda dua seperti motor yang tidak imbang saatada hujan dan angin kencang bersamaan,” tegasnya, Meski begitu, pihaknyajuga tidak bisa berbuat apa- apa karena rute yang paling bisa memangkas jara ktempuh ke kota kecamatan hanya jembatan itu. Jadi melalui aparat desa, pihaknya hanya memberikan imbauan dan masukan bagi warga yang melintas. “Saat ini sudah bisa dilalui kembali. Namun tidak sebanyak kendaraan sebelumnya,”tambahnya. Lebih lanjut dikatakan, sebenarnya warga sangat mendambakan adanya jembatan permanen yang bisa membuka akses desa mereka dengan desa tetangga, yaitu Desa Banjaran,Kecamatan Bojongsari. Padahal semakin tahun, ketahanan jembatan gantung bisa berkurang dan berpotensi rusak. Ketika ada jembatan permanen,maka jembatan gantung bisa difungsikan sebagai wahana wisata. Permintaan menjadi jembatan permanen itu bukan tanpa alasan. Kini dengan jembatan gantung, kendaraan yang melintas hanya sepeda motor.Itupun dengan beban yang tidak terlalu banyak. “Ketika ada hasil pertanian,maka harus memutar dan biaya tambahan. Jika jembatan sudah permanen,maka bisa dilalui kendaraan roda empat dan angkutan pertanian lebih optimal,tanpa biaya tambahan,” tambahnya. Dirinya mengungkapkan, jembatan sepanjang kurang lebih 70 meter itu pernah diperbaiki dengan anggaran kurang lebih dari Rp 500 juta. Namun kembali banyak yang rusak dan membutuhkan pembenahan. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: