Mantan Teroris Pun Khidmat Ikuti Pitulasan

Mantan Teroris Pun Khidmat Ikuti Pitulasan

BANYUMAS- Mantan terosis, Ahmad Syafei warga Kebarongan, Kemranjen, khidmat mengikuti acara Renungan Malam 17 Agustus di pendopo Balai Desa Kebarongan Rabu (16/8) lalu. Ahmad Syafei yang datang didampingi ayahnya Slamet, mengikuti acara tersebut dari awal hingga acara pungkas. Bahkan, saat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum acara dimulai, Syafei pun ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia sambil berdiri layaknya mengikuti upacara. Syafei yang datang mengenakan jaket biru dan berpeci hitam, duduk berdampingan dengan warga lain di barisan terdepan. BERBAUR Ahmad Syafei (kedua dari kiri) berbaur dengan warga saat mengikuti acara renungan malam 17 Agustus. Kepala Desa Kebarongan Agus Salim menuturkan, acara malam renungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme warga. Selain itu, juga sebagai bentuk penghormatan atas jasa para pahlawan terdahulu. "Selain untuk memeriahkan kemerdekaan, juga sebagi bentuk penghormatan dan menghargai jasa para pahlawan, juga untuk mendoakan para pahlawan agar amal baiknya diterima di sisi-Nya," ujarnya. Agus Salim menjelaskan, pihaknya sengaja mengundang Syafei agar dapat berinteraksi dan berbaur dengan masyarakat. Pasalnya, Syafei sampai saat ini masih menjadi sosok pendiam baik di lingkungan keluarga maupun dengan masyarakat. "Masih tetap pendiam, tapi sudah lebih baik sudah mau berinteraksi dengan masyarakat meskipun intensitasnya belum tinggi. Dia sengaja diundang agar rasa nasionalismenya semakin kuat," jelas Kades. Sebenarnya, lanjut Kades, Syafei akan diberi waktu untuk mengisi acara renungan malam tersebut. Namun, ternyata Syafei menolak dan akhirnya rencana tersebut dibatalkan. "Awaknya Syafei saya minta untuk mengisi acara, tapi kemudian pas datang bapaknya menyampaikan bahwa anaknya tidak berkenan, tapi tetap mau mengikuti acara. Maksud awal, agar Syafei berbagi cerita dan pengalamannya, agar warga lain tidak mengikuti dia dan tetap menjungjung tinggi nasionalisme dengan NKRI harga mati," ungkap Agus Salim. Acara yang juga dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, BPD, RT dan RW serta LPMD ini, juga sebagai bentuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif. Acara yang dimulai pukul 22.00 ini, diisi ceramah oleh Drs. Attabik dosen IAIN Purwokerto. Sepanjang acara, Syafei terlihat antusias dengan memperhatikan dan mendengarkan apa yang disampaikan penceramah. Sesekali, dia terlihat mengobrol dengan warga lain yang duduk di sebelahnya. Slamet orang tua Syafei menuturkan, semenjak dikembalikan ke pihak keluarga beberapa bulan lalu, Syafei sudah menunjukkan perbedaan. Dia mulai terbuka kepada keluarga dan juga masyarakat. "Meski masih pendiam, tapi dia sudah mulai terbuka mau bercerita tentang apa yang dialaminya dan bercerita tentang pengalamannya selama menjalani masa karantina selama empat tahun lebih baik di Mako Brimob maupun di Surabaya. Bisa dibilang, kehidupannya mulai berangsur-angsur normal kembali," tuturnya singkat. (mif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: