SMPN 2 Sumbang: Bukan Pungutan, Tapi Sumbangan Seiklasnya

SMPN 2 Sumbang: Bukan Pungutan, Tapi Sumbangan Seiklasnya

PURWOKERTO- Masalah pungutan pendidikan masih menjadi masalah yang kerap dikeluhkan. Kali ini keluhan datang dari salah satu wali murid SMPN 2 Sumbang yang merasa janggal dengan iuran yang telah dibayarkan. Iuran dengan nominal mencapai ratusan ribu itu tidak disertai bukti pembayaran atau kuitansi. "Jumlah yang sudah saya keluarkan tidak kecil. Mencapai ratusan ribu dan saya belum mendapat kuitansinya," kata sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya tersebut. Sementara itu Kepala SMPN 2 Sumbang, Erna Puji Rahayu ketika ditemui Radarmas mengatakan, iuran yang dimaksud merupakan sumbangan untuk melanjutkan pembangunan masjid di SMPN 2 Sumbang. Menurutnya, iuran tersebut juga sudah dimusyawarahkan dan disepakati bersama dengan para wali murid. "Tidak ada paksaan sama sekali bagi mereka yang tidak ingin menyumbang. Dan kita juga tidak pernah mematok besarannya," katanya. Erna mengakui, sampai pembagian rapor, Sabtu (17/12) lalu memang pihaknya tidak menyiapkan bukti penyerahan bantuan dalam bentuk apapun. Berdasarkan pengecekan Erna, sampai penerimaan rapor pun belum ada wali murid yang menyumbangkan uang sebesar nominal yang dikeluhkan. "Sampai pembagian rapor, saya cek baru ada tiga wali murid yang menyumbang dengan nominal masing-masing 100 ribu rupiah. Dengan munculnya keluhan ini, setelah pembagian rapor, bagi mereka yang ingin menyumbang sudah kita siapkan kuitansi," terang dia. Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas, Drs Edy Rahardjo ketika dikonfirmasi Radarmas mengaku telah melakukan sidak atas aduan tersebut. Bahkan menurutnya aduan tersebut sudah sampai ke tangan Gubernur Jateng. "Hasil sidak, semua tidak menyalahi aturan karena itu konsepnya sumbangan. Yang terpenting wali murid sudah setuju kalau pembangunan masjid itu dilanjutkan," katanya. Edy menghimbau, kepada para wali murid agar ketika ada perasaan yang mengganjal atau kurang cocok terhadap kebijakan sekolah agar langsung datang menemui kepala sekolah untuk duduk bersama mencari solusinya. Bagi yang tidak ingin menyubang tidak perlu memaksakan diri menyumbang apabila tidak diiringi dengan rasa penuh keikhlasan. "Yang terjadi di SMPN 2 Sumbang itu, rapat membahas mengenai pembangunan masjid saja belum selesai, aduannya sudah sampai gubernur. Untuk solusi saya sangat mendukung apabila ada bukti penyerahan bantuan," tutup dia. (yda/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: