Talud Irigasi Gumelar Rusak, Pasokan Air Tersendat

Talud Irigasi Gumelar Rusak, Pasokan Air Tersendat

GUMELAR-Akibat hujan deras, talud irigasi di areal pesawahan Desa Gancang Kecamatan Gumelar ambrol beberapa waktu lalu. Sampai Jumat (2/12), kondisi talud yang menutup saluran air masih dibiarkan oleh petani sehingga menyebabkan pasokan air untuk pengairan sawah terganggu. Petani setempat Supriono menjelaskan, talud irigasi sepanjang 30 meter rusak dan menutup saluran tersebut. Akibatnya 20 hektar sawah tidak teraliri irigasi secara maksimal karena saluran tertutup material talud. "Kami tidak mengolah sawah dengan maksimal karena saluran tersier irigasi tertutup material talud irigasi yang rusak tersebut. Sampai saat ini, kejadian itu sudah hampir satu minggu, namun masih dibiarkan karena petani tidak bisa membersihkan," jelasnya. Alasan petani tidak membersihkan material talud, kata Supriono, karena petani harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan tidak bisa langsung memperbaiki karena harus ada anggaran sampai puluhan juta. Untuk itu, petani berharap pemerintah Banyumas segera memperbaiki saluran irigasi tersebut. "Kami berharap perbaikan dan penanganan irigasi tersebut karena petani membutuhkan air untuk kegiatan pengolahan sawah dan pengairan,"harapnya. Sementara itu, di Desa Banjarsari Kecamatan Ajibarang, talud irigasi yang ambrol sampai saat ini belum diperbaiki. Padahal, petani di Banjarsari dan Desa Sawangam membutuhkan air irigasi dalam kegiatan di sawah. Pemerintah desa sudah mengajukan bantuan dan melaporkan kejadian tersebut ke dinas terkait. Sekdes Banjarsari Januari Vianto mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah melaporkan dan mengajukan bantuan perbaikan ke dinas terkait. Ia berharap tahun 2017 segera diperbaiki sehingga petani tidak kesulitan dalam pengairan sawah. Diketahui sebelumnya, hujan deras yang megguyur wilayah Ajbarang pada Jumat (26/11) kemarin, menyebabkan talud irigasi dengan panjang 10 meter dan tinggi 3 meter jebol setelah tidak kuat menahan debit air di Grumbul Karangjengkol Desa Banjarsari Kecamatan Ajibarang. Akibatnya, 38 hektar lahan sawah terancam tidak teraliri air irigasi dengan maksimal. Padahal bangunan talud merupakan pelaksanaan pembangunan dua tahun lalu. Kepala desa Banjarsari Mukhtarom mengatakan, jebolnya talud irigasi tersebut menyebabkan sawah petani tidak teraliri secara maksimal. Karena air yang seharusnya mengalir ke sawah terbuang di titik irigasi jebol dan air iriasi memenuhi salah satu sawah di bawah tebing. Padahal bangunan talud irigasi baru dibangun dua tahun yang lalu dengan biaya mencapai ratusan juta rupiah.(gus/bdg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: