Hibah Dana Indonesiana Untuk Dokumentasi Sang Maestro Lengger Lanang Dariah

Hibah Dana Indonesiana Untuk Dokumentasi Sang Maestro Lengger Lanang Dariah

Tim Novel Grafis Maestro Dariah saat mengunjungi keluarga Dariah.-Rida untuk Radarmas-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID – Tim Dosen Universitas Amikom Purwokerto dan Universitas Jenderal Soedirman meraih hibah Dana Indonesiana milik Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Dana Indonesiana, dan LPDP dengan proyek pembuatan Novel Grafis Berbasis Augmented Reality : Dariah Sang Maestro Lengger Lanang.

Dariah merupakan seorang maestro tari lengger asal Banyumas. Dariah adalah simbol militansi kesenian rakyat yang mulai terkikis zaman. Untuk itu, proyek ini lahir dengan tujuan, memperkenalkan budaya tari lengger Banyumas serta melestarikan dan mengembangkan budaya daerah. 

Ketua Tim Maestro Dariah, Rida Purnama Sari,  mengatakan, tari lengger Banyumas saat ini sedang mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Kondisi tersebut menjadi pemantik sebagai ide pembuatan novel grafis Maestro Dariah. Terlebih sebelumnya, Rida, telah meluncurkan buku bertajuk Lithong yang berisi tentang mainan khas Banyumasan. 

"Bersama rekan-rekan saya tim dosen, praktisi kebudayaan, penulis, dan professional artist di wilayah Banyumas akhirnya mengajak berkolaborasi membuat proposal yang bertujuan untuk melestarikan kesenian lengger sebagai salah satu budaya Banyumas, sekaligus mendokumentasikan perjalanan hidup dariah sebagai maestro lengger dalam bentuk novel grafis. Kami mencari apakah sudah ada yang membukukan ini, dan ternyata belum ada, sehingga ide membuat novel grafis Maestro Dariah muncul," jelas Rida.

BACA JUGA:Wisudha Keraton Surakarta Hadiningrat di Pendopo Gondo Arum Bogangin Sumpiuh, Ada Lengger Lanang Rianto

BACA JUGA:Lengger Lanang Rianto Asal Kaliori, Banyumas yang Berdomisili di Tokyo, Puluhan Kali Tampil di Empat Benua

Rida mengatakan, tahap pembuatan novel grafis tersebut dibagi menjadi tiga, yakni tahap pra produksi, produksi serta diseminasi atau launching buku. Hingga saat ini, usai tahap pencairan dana sudah melalui proses produksi. 

"Pada tanggal 20 Januari 2025 lalu, kita sudah melakukan tahap pra produksi selama satu Minggu. Bersama tim, mencari data ke keluarga Maestro Dariah di Somagede dan Somakaton Banyumas. Kami menggali data - data tentang Mbah Dariah, dan sebelumnya kami juga sowan ke makam Mbah Dariah, mendoakan beliau, dan supaya proses pembuatan novel grafis ini berjalan baik," ujar Rida.

Tidak hanya napak tilas, Rida bersama tim juga melakukan riset bersama sejumlah ahli budaya lengger maupun perfilman dengan tujuan untuk lebih menggali data dan dokumen agar lebih memperkuat dan menyempurnakan novel grafis itu sendiri.

"Saat ini di akhir Februari ini, kami sudah masuk tahap produksi. Mulai penulisan skrip dan illustrasi visual. Setelah ini akan bergerak ke augmented reality, kita juga akan siapkan landing page untuk memudahkan audiens mengakses informasi. Semoga berjalan dengan lancar," ujar Rida. 

Selain Rida Purnama Sari, tim ini juga beranggotakan Rujianto Eko Saputro, King Anugrah Wiguna, Adan Fajar “Maruciel”, Zanuar Rifai, Anugerah Bagus Wijaya, Alfin Nur Aziz Saputra, Abdul Aziz Rasjid, Riza Saputra, Luzi Dwi Oktaviana, dan Fiby Nur Afiana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: