Lumpuh sejak 9 Bulan dan, Muslikha Remaja Asal Pandansari Ajibarang Tinggal di Gubug Reyot

Lumpuh sejak 9 Bulan dan, Muslikha Remaja Asal Pandansari Ajibarang Tinggal di Gubug Reyot

BANYUMAS-Kehidupan Muslikha (15) warga Grumbul Kedungmeong Desa Pandansari Kecamatan Ajibarang cukup memprihatinkan. Dia menderita lumpuh sejak usia sembilan bulan. Kini, dia tinggal di rumah tidak layak huni dengan ukuran 2.5 meter x 4 meter, perempuan yang lumpuh sejak umur sembilan bulan kondisinya memprihatinkan yang berada jauh dari pemukiman karena berada di tengah sawah. muslikha-lumpuh Bersama dua saudara dan kedua orang tuanya, setiap hari Muslikha harus tergantung kepada orang di sekitarnya baik untuk makan, minum bahkan BAB. Pasalnya, selain lumpuh, Muslikha juga tidak bisa melihat dan bicara dengan normal. Orang Tua Muslikha, Sarwiah (50) mengatakan, setiap hari Muslikha harus dibantu untuk aktivitas makan dan minum. Sejak umur 9 bulan, anak ke enam dari tujuh bersaudara sudah tidak bisa berjalan. Saat lahir, Muslikha merupakan bayi dengan kondisi normal. Saat umur 9 bulan tersebut, anaknya juga mengalami kejang-kejang sampai 17 kali setiap harinya. "Biasanya yang menyuap makanan harus dengan kakaknya. Karena memang tidak bisa makan dan minum sendiri. Selain itu, kalau tidur sering di atas tanah dan tidak mau memakai celana. Sebelumnya malah tidak mau pakai baju," kata Sarwiah yang setiap hari menjadi pembantu rumah tangga sedangkan suaminya, Partono merupakan tukang sevice payung keliling, Senin (19/9). Saat sering kejang dan lumpuh, kata Sarwiah, sudah pernah dibawa ke dokter namun karena kondisi jantung sehat sehingga tidak pernah lagi dibawa ke rumah sakit. Selama ini, jika Muslikha sakit juga tidak pernah minum obat karena akan sembuh dengan sendiri karena keluarga tidak punya biaya untuk berobat. "Kondisi badan Muslikha walaupun setiap hari tidur di atas tanah, tetap sehat. Makan dengan lauk apa saja masuk. Namun berat badannya tetap. Padahal anak seusianya bisa mencapai berat 40 kilogram, sedangkan Muslikha hanya kurang dari 20 kilogram dan panjang badan sekitar 120 sentimeter," katanya. Tanah yang ditempati, aliran listrik saat ini merupakan bantuan dari warga serta bantuan dari Kapolsek Ajibarang yang memberikan susu, beras dan yang lainnya. Namun, Sarwiyah tidak lagi mendapatkan bantuan seperti Bantuan Langsung Tunai sejak berganti nama menjadi PSKS. Begitu juga dengan bantuan Raskin. "Untuk Kartu Keluarga kami ada, KTP juga ada. Kalau BLT dulu pernah menerima tetapi setelah berganti nama menjadi PSKS, saya tidak pernah mendapatkan lagi, apalagi raskin. Selama ini, kami bekerja menjadi pembantu rumah tangga dan suami saya menjadi tukang service payung keliling. Rumah ini dihuni lima orang, yaitu saya, suami dan tiga anak saya termasuk Muslikha. Sedangkan empat anak saya yang lain sudah berumah tangga,"jelasnya. Salah satu warga Anto berharap, pemerintah dapat turun tangan mengatasi kondisi keluarga Partono yang memprihatinkan. Ia juga berharap, pemerintah dan masyarakat yang mampu bisa membuatkan rumah yang layak serta pengobatan bagi Muslikha yang sudah 15 tahun lumpuh. "Kondisinya memang memprihatinkan sekali. Kami berharap kepedulian warga serta pemerintah untuk membantu keluarga Partono dengan kondisi anaknya yaitu Muslikha yang lumpuh sejak umur 9 bulan tersebut," harapnya. Kapolsek Ajibarang AKP I Putu Krisna bersama Wakapolsek Iptu Mujono yang mendengar kondisi warga tersebut langsung menuju lokasi untuk memberikan bantuan. "Bantuan ini semoga bisa bermanfaat. Melihat kondisi Muslikha, saya berikan susu sebagai asupan gizi dan bantuan lain," katanya.(gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: