Tradisi Ruwahan, Diyakini Bulan Baik Perbaikan Panembahan

Penganut Islam Aboge di wilayah Banyumas timur membuat ambeng dan tompon dalam rangka tradisi Ruwahan di Pendopo Kampung Adat Sela Kembang Ketanda.-SUGIARTO UNTUK RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Penganut Islam Aboge di wilayah BANYUMAS timur meyakini bahwa waktu perbaikan kerusakan panembahan atau petilasan tidak dikerjakan di sembarang bulan. Terdapat waktu khusus untuk penanganan.
Sesepuh Aboge Tarmono menceritakan bulan Ruwah atau Sya'ban kalender Hijriyah merupakan waktu yang baik untuk membuat candi, petilasan ataupun panembahan. Sekaligus perbaikan apabila terjadi kerusakan.
Seperti Panembahan Sudi Kampir di Desa Banjarpanepen Kecamatan Sumpiuh. Meski mengalami kerusakan sejak beberapa waktu lalu, tidak langsung dilakukan perbaikan.
"Panembahan Sudi Kampir rusak tertimpa kayu besar. Perbaikannya menunggu, baru dilakukan sekarang di bulan Ruwah," papar Tarmono, Selasa (18/2/2025).
BACA JUGA:Warga Kebumen Uri-uri Tradisi Sambut Bulan Suci
BACA JUGA:Ratusan Warga Desa Sirukun Gelar Tradisi Ruwahan Jelang Ramadan
Dalam setahun, terdapat dua bulan baik yang dipercaya untuk melakukan pembuatan dan perbaikan candi, petilasan ataupun panembahan. Selain di bulan Ruwah, juga pada bulan Sura.
Aktivitas lainnya yaitu bersih makam leluhur masing-masing. Dilanjutkan do'a bersama dan kenduri di area makam. Tradisi tersebut merupakan rangkaian Ruwahan. Disebut Tarmono bahwa berdasarkan adat turun temurun selamatan Ruwah digelar setelah pertengahan bulan.
"Orang-orang Jawa itu, selamatan Ruwahan yang paling baik waktunya sesudah tanggal 15 sampai maksimal tanggal 25," sambung Tarmono.
Tradisi Ruwahan juga dihelat di Pendopo Kampung Adat Sela Kembang, Desa Ketanda untuk mendo'akan leluhur. Terdapat satu tumpeng kuwat dan rasulan.
BACA JUGA:Aboge Awali Tradisi Ruwah ke Panembahan Joko Kaiman
BACA JUGA:Tradisi Jamasan Sin Beng di Klenteng Hok Tik Bio Purwokerto Sambut Imlek dengan Kearifan Lokal
Namun, khusus pada momen Ruwahan ini penganut Islam Aboge membuat ambeng yang dikemas dalam wadah tenong dan tompon menggunakan piring. Ambeng dan tompon ditujukan kepada para leluhur se-tanah Jawa dan kawasan Pegunungan Kendeng. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: