Pakai Identitas Palsu, Tewas di Kamar Losmen Usai Cek In Bareng Perempuan

Pakai Identitas Palsu, Tewas di Kamar Losmen Usai Cek In Bareng Perempuan

BANYUMAS- Jantung keluarga Jumanto (39) warga Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, berdetak seakan lebih kencang. Bagaimana tidak, mereka diundang polisi untuk mengecek apakah mayat yang terbaring di kamar sebuah losmen di Ajibarang itu, Jumanto atau bukan, Kamis (1/9) pagi. meninggal saat cek in Pasalnya, tamu losmen tersebut sebelumnya cek in atas nama Jumanto pada Rabu (31/8) sekira pukul 23.00. Tamu itu juga menyerahkan SIM C atas nama dan alamat Jumanto. Jumanto yang kemudian juga mendatangi lokasi kejadian mengaku, dirinya sudah kehilangan dompet warna hitam berisi uang, STNK, KTP dan SIM sekitar setengah bulan lalu. Saat itu, ia tengah tidur di eks terminal Ajibarang. "Saya sudah laporkan ke polisi terkait kehilangan dompet. Kalau dompet yang ditemukan di sekitar korban memang benar milik saya, STNK atas nama Kisto juga milik saya, dan SIM C juga,"jelasnya. Akhirnya, setelah polisi sempat dibuat repot, ternyata pria yang meninggal di kamar A3 Losmen Anugerah Ajibarang adalah Ritam (52) Desa Kracak Ajibarang. Korban meninggal pertama kali diketahui oleh penjaga losmen bernama Ishak pada Kamis (1/9) pukul 08.00. Ritam sebelumnya diketahui cek in pada Rabu (31/9) pukul 23.00 bersama seorang perempuan. Namun, pada Kamis (1/9) pukul 04.00, perempuan tersebut pergi meninggalkan losmen dengan alasan akan mengembalikan helm. Ishak (50) menjelaskan, Ritam sudah sering menginap di losmen dan selalu bersama seorang perempuan. Sebelum diketahui meninggal, Ritam masuk cek in menggunakan identitas SIM C atas nama Jumanto. Setelah ditulis identitasnya, SIM tersebut diminta kembali oleh Ritam. Dia bersama teman perempuannya itu pun langsung masuk ke kamar. "Pada Kamis dinihari pukul 04.00 perempuan yang bersama laki-laki tersebut keluar losmen dengan alasan akan mengembalikan helm. Saya sendiri mendatangi kamar tersebut untuk membangunkan korban yang selalu meminta dibangunkan pukul 08.00 setiap menginap," kata Ishak. Tapi, Ritam tak pernah bangun lagi. Ishak menuturkan, saat dia mengetuk pintu kamar Ritam, tak ada jawaban apapun. Ishak yang berhasil masuk kamar, lantas menggerakan seluruh badan Ritam. Tetap tidak ada respon dan denyut nadinya sudah tidak ada. "Kondisi saat saya lihat sedang berbaring dan memakai pakaian lengkap yaitu kaos warna hijau lengan warna hijau dan celana jeans panjang biru. Saya keluar kamar dan melaporkan ke Polsek Ajibarang,"jelas Ishak. Usai laporan tersebut anggota Polsek Ajibarang engecek lokasi kejadian. "Setelah tim Labfor Polres Banyumas melakukan pemeriksaan, di dompet korban ada SIM C atas nama Jumanto, buku tabungan BRI atas nama Ritam, dua STNK atas nama Kirto Jatisaba Cilongok dan Nuraeni SE warga Purwokerto serta satu EKTP yang sudah tidak tidak terdapat keterangan identitas karena luntur,"jelas Kapolsek Ajibarang AKP I Putu Krisna. Kapolsek menjelaskan, sejumlah pihak yang terdapat identitas yang disimpan di dalam dompet warna hitam dihubungi seperti Jumanto dan Kisto. Sementara dari NIK yang ada di buku tabungan atas nama Ritam juga di cek ke kecamatan. Dan dari pengecekan NIK muncul alamat dan foto yang kemudian di cetak untuk memastikan identitas korban. "Dari foto dan alamat penelusuran NIK di Kecamatan memang mirip tetapi kami langsung menghubungi pemerintah desa Kracak. Kemudian pihak keluarga Ritam dihadirkan ke lokasi. Ternyata keluarga Ritam mengakui bahwa korban merupakan anggota keluarganya,"jelasnya. Setelah dipastikan korban adalah Ritam, polisi menyerahkan ke pihak pemerintah desa dan keluarga. Polisi juga menjelaskan jika korban meninggal dengan kondisi wajar karena tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. "Keluarga menolak untuk otopsi, sehingga untuk mengetahui lebih detail penyebab meninggalnya korban apakah karena obat kuat atau serangan jantung belum bisa dipastikan," kata dia. Dokter Puskesmas I Ajibarang Trihanggoro Adi Nugroho menjelaskan jika korban meninggal kurang dari 12 jam dengan kondisi badan yang badan sudah kaku. "Badan sudah kaku, keluar air mani dan tidak ada tanda-tanda penganiayaan,"jelasnya. (gus/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: