Warga Sambirata Cilongok Buat Bendera Merah Putih 220 Meter
Dibawa 110 Pemuda Keliling Desa Bendera merah putih dengan panjang 220 meter berhasil dibuat dan dibawa warga dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 71 di Lapangan Desa Sambirata Kecamatan Cilongok, Rabu (17/8) pukul 10.30. Bendera itu ternyata harus dibawa 110 pemuda keliling desa dalam karnaval usai upacara bendera. AGUS MUNANDAR, Cilongok Ide pembuatan bendera terpanjang tercetus oleh warga RW 2 Desa Sambirata. Pemuda menginginkan sesuatu yang lain dengan sebuah karya yang dibawa bersama-sama dalam peringatan HUT RI ke-71. Maka kesepakatan untuk membuat bendera yang panjang disetujui. Setelah itu, baru diputuskan panjangnya mencapai 220 meter yang harus dibawa keliling desa dalam karnaval. Salah satu tokoh pemuda, Mungalim mengatakan, tekad generasi muda Desa Sambirata dalam mengisi kegiatan positif dalam Kemerdekaan RI salah satunya memeriahkan kegiatan dengan pembuatan bendera merah putih sepanjang 220 meter yang diarak keliling desa usai upacara bendera. "Bendera sepanjang itu harus dibawa 110 pemuda untuk dibawa keliling desa. Saat upacara berlangsung bendera dipegang dengan memutar supaya tidak panjang. Antusias pemuda dan warga sangat tinggi apalagi setiap tahun selalu ada hal yang baru,"jelas Mungalim. Lebih lanjut Mungalim mengatakan, biaya pembuatan dikumpulkan secara swadaya dan berhasil terkumpul dana sampai Rp 5 juta. Rinciannya untuk pembelian kain bendera mencapai Rp 3 juta, seragam dan bambu sampai ongkos menjahit mencapai Rp 2 juta. "Antusiasme warga terutama pemuda ini sangat tinggi. Dana untuk kegiatan tersebut berasal dari swadaya murni. Bahkan ada pengusaha yang akan menanggung semua biaya, namun pemuda tidak setuju dengan alasan tidak merasa memiliki karena dari hasil pemberian orang lain. Dengan swadaya tersebut, semua warga merasa memiliki sehingga bangga dalam mengikuti kegiatan,"jelasnya. Kepala Desa Sambirata Tarwan mengaku bangga dengan inovasi dan kreasi warga terutama pembuatan bendera merah putih sepanjang 220 meter. Selain keterlibatan pemuda yang berada di desa juga pemuda yang sedang bekerja di ibukota ikut mendukung acara tersebut. "Awalnya ingin membuat sesuatu yang bisa diangkat bersama-sama, maka tercetus untuk membuat bendera dengan panjang 220 meter karena tidak bisa diangkat sendirian, tetapi harus bersama-sama,"jelasnya. Terkait dengan suksesnya kegiatan tersebut, lanjut Tarwan, bahwa desa tidak akan maju jika diantara pemimpin dan warga tidak berjuang. Kunci kesuksesan menurutnya karena pemimpin dan warga tidak berjuang. Kunci kesuksesan menurutnya karena pemimpin dan warga ikut bersama-sama berjuang. "Selain karnaval, kami juga gelar berbagai kegiatan lomba antar RW sampai malam resepsi dengan menampilkan kesenian tradisional yaitu kentongan, angkulung, calung, pagelaran wayang kulit penampilan sanggar Setia Budaya," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: