Ritual Unggah-unggahan di Jatilawang Diperketat

Ritual Unggah-unggahan di Jatilawang Diperketat

Ritual Unggah-unggahan Diperketat JATILAWANG-Setelah pada tahun lalu ritual Unggah-unggahan yang diikuti ratusan peziarah dan pengikut Bonokeling yang berada di wilayah Banyumas dan Cilacap sedikit terganggu kekhusukannya, pihak panitia membuat zonasi atau daerah pengambilan gambar atau video di komplek makam Bonokeling Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Jumat (3/6). Sebab tahun lalu banyak masyarakat yang ingin mengambil gambar dan video tanpa memperdulikan ritual yang sedang dijalani. Juru bicara kunci Bonokeling, Sumitro mengatakan, tahun lalu masyarakat yang datang untuk mengambil gambar atau video membuat kekhusukan para pengikut Bonokeling terganggu. Untuk mengantisipasi hal serupa, pihaknya membuat daerah atau zonasi bagi masyarakat yang mengambil gambar atau video. "Kami sudah pasang peringatan di lokasi atau batasan bagi masyarakat yang akan mengambil gambar. Hal itu kami lakukan supaya pengikut Bonokeling dalam mengikuti ritual Unggah-unggahan tetap khusuk,"jelasnya. Sumitro mengatakan, tradisi perlon unggah-unggahan ini biasanya berlangsung tiga hari. Bersamaan dengan waktu keberangkatan para pengikut Bonokeling dari sejumlah daerah di Cilacap, warga Pekuncen sekitar kompleks Makam Bonokeling akan mengadakan bersih desa. "Hari Kamis, warga setempat menjemput anak cucu Bonokeling dari luar daerah yang mereka sebut "Sukur Raja" sejak dari perbatasan desa,"paparnya. Menurut dia, Kamis malam warga langsung berkumpul di enam Balai Pasemon atau rumah adat. Terpisah antara lelaki dan perempuan, mereka mengadakan dzikir bersama dipimpin satu juru kunci dan lima Kyai Bedogol atau pembantunya. "Pada hari Jumlat siang menjadi puncak unggah-unggahan. Peziarah putri akan antre mengadakan ziarah ke makam dengan mensucikan diri terlebih dulu. Sementara laki-laki memasak gulai kambing dan makanan lainnya untuk upacara slametan setelah ziarah,"pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: