MEMBANGUN GENERASI LITERAT MENUJU INDONESIA EMAS
Daryono, S.Pd.I., M.Pd-Dok Pribadi-
Oleh: Daryono, S.Pd.I., M.Pd
Kepala SMP Muhammadiyah Adiwerna, Tegal
______
Kemajuan sebuah bangsa dapat diukur dari sejauh mana kemampuan masyarakatnya dalam literasi. Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan mencakup kemampuan berpikir kritis, memahami informasi, serta memanfaatkannya untuk kehidupan. Bangsa yang masyarakatnya memiliki tingkat literasi tinggi akan lebih mampu bersaing dalam berbagai bidang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan literasi yang tinggi, bangsa akan memiliki warga negara yang unggul dan memiliki rasa cinta terhadap budaya serta bahasa nasional, termasuk bahasa Indonesia.
Namun, di tengah pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Elektronika (TIE), literasi menghadapi tantangan besar. Era globalisasi yang membawa arus informasi lintas budaya membuat masyarakat lebih akrab dengan bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia. Jika tidak diantisipasi, hal ini dapat mengikis rasa kebanggaan terhadap bahasa Indonesia yang sejatinya merupakan identitas nasional. Kemajuan teknologi juga menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat, sering kali mengabaikan pentingnya literasi konvensional yang menjadi dasar pengetahuan.
Kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini. Sekolah, sebagai tempat utama pendidikan, harus bersinergi dengan pemerintah, komunitas, dan keluarga dalam membangun budaya literasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak kegiatan yang mendorong kreativitas siswa, seperti lomba karya tulis ilmiah, pameran buku, atau diskusi literasi. Hal ini akan membantu membangun kemampuan literasi sekaligus menanamkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sejak dini.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, pada pasal 4 butir c, mengatakan bahwa tujuan penyelenggaraan sistem perbukuan adalah untuk menumbuhkembangkan budaya literasi seluruh Warga Negara Indonesia. Melalui Bulan Bahasa yang diperingati setiap November menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi dan bahasa Indonesia. Perpustakaan sekolah dan taman baca masyarakat perlu direvitalisasi agar lebih menarik minat generasi muda. Dengan menciptakan ruang baca yang nyaman, modern, dan interaktif, perpustakaan dapat menjadi magnet yang mengundang siswa untuk lebih dekat dengan buku dan literasi.
Selain itu, pendekatan inovatif dalam pembelajaran juga diperlukan. Guru dapat menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran yang menarik, tanpa melupakan inti dari literasi dan penguatan bahasa Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, anak-anak dapat diperkenalkan pada dunia literasi digital tanpa kehilangan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya Indonesia.
Cinta terhadap bahasa Indonesia tidak hanya diwujudkan dalam pembelajaran formal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua, sebagai pendidik pertama, memiliki peran penting untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia di rumah. Komunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan keluarga dapat menjadi dasar yang kuat untuk anak-anak mengembangkan kemampuan literasi mereka.
Pemerintah juga memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung gerakan literasi ini. Program-program yang mempromosikan literasi, seperti pelatihan untuk guru, pengadaan buku-buku berkualitas, dan penyelenggaraan festival literasi, harus terus ditingkatkan. Selain itu, regulasi yang mendorong penggunaan bahasa Indonesia dalam media dan teknologi juga sangat penting untuk memastikan keberlanjutan bahasa Indonesia di era digital.
Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi bangsa unggul di masa depan, terutama dengan kekayaan budaya dan sumber daya manusianya. Namun, semua itu hanya bisa terwujud jika masyarakatnya memiliki kemampuan literasi yang tinggi dan rasa cinta terhadap bahasa nasional. Literasi tidak hanya menciptakan individu yang cerdas, tetapi juga masyarakat yang tangguh, inovatif, dan berkarakter.
Dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045, membangun generasi yang literat dan mencintai bahasa Indonesia adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. Jika upaya ini dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, cita-cita menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing global bukanlah hal yang mustahil. Sebagaimana komitmen Kemendikdasmen pada saat kunjungan di Palembang, Sumatera Selatan (1/11); "Untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak Indonesia melalui program-program inovatif dan kolaborasi dengan berbagai pihak, agar pendidikan berkualitas dapat diakses oleh seluruh anak di Indonesia, menuju tercapainya Generasi Emas 2045."
Mari kita jadikan momentum ini sebagai langkah awal untuk memperkuat budaya literasi dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia. Dengan langkah kecil namun konsisten, kita dapat mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang unggul, bermartabat, dan dihormati di mata dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: