Dibangun RTH, Lapangan Tanjung Diukur Ulang

Dibangun RTH, Lapangan Tanjung Diukur Ulang

Berada persis di sebelah sekolah, pembangunan RTH akhir tahun ini pada wilayah Perkotaan Purwokerto salah satunya di Lapangan Tanjung.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

PURWOKERTO.RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Dibangun sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Perkotaan Purwokerto, Lapangan Tanjung bakal diukur ulang.

Kepala Bidang RTH Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Septian Muhranto mengatakan untuk pembangunan RTH di Lapangan Tanjung dengan anggaran Rp 195 juta sudah dilakukan penandatangan kontrak dimulainya pekerjaan.

Di tahap awal, kegiatan yang belum dilakukan yaitu mengukur ulang lapangan bersama-sama antara pemberi kerja dengan pihak penyedia jasa atau Uitzet.

"Uitzet kami jadwalkan besok, Senin (21/10)," katanya.

BACA JUGA:DLH Dorong Wilayah Bisa Kelola RTH

BACA JUGA:5 Mobil Listrik Paling Worth It Untuk Dibeli di Tahun 2024

Septian menjelaskan dari empat kegiatan bidang RTH yang didanai dari APBD perubahan, pembangunan RTH di Lapangan Tanjung menjadi yang paling akhir dilakukan Uitzet. Tiga kegiatan lainnya di Lapangan Bobosan, Teluk dan Sumpiuh sudah selesai dilakukan Uitzet pada Rabu (16/10). Uitzet penting dilakukan untuk memastikan pekerjaan tambah kurang di lapangan. 

"Uitzet paling akhir batas waktu pekerjaan juga terakhir. Jika di Bobosan, Teluk dan Sumpiuh selesai 15 Desember, Lapangan Tanjung baru berakhir 17 Desember," terang dia.

Dilanjutkannya untuk RTH Lapangan Tanjung, dari pihak kelurahan telah membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) pengelola lapangan tersebut setelah dibangun. Persoalan yang muncul justru kerap terjadi saat pembangunan selesai dimana banyak pedagang yang antusias untuk berjualan di lapangan.

BACA JUGA:Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau pada Bangunan Gedung di Purbalingga Masih Belum Terpenuhi

BACA JUGA:Butuh Rp 820 Juta Untuk Sulap Lahan Bekas Pasar Hewan Bobotsari Jadi Ruang Terbuka Hijau

"Kami minta jika pedagang diijinkan berjualan di Lapangan Tanjung agar lapak dibuat tidak permanen dan dibawa pulang ke rumah setelah berjualan agar tidak kumuh," pungkas Septian. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: