Atasi Bencana Kekeringan, ACT Jateng Distribusikan 50 Truk Tanki Air Bersih

Atasi Bencana Kekeringan, ACT Jateng Distribusikan 50 Truk Tanki Air Bersih

SEMARANG – Hasil perkiraan curah hujan, menurut BMKG, sebanyak 64,94 persen wilayah Indonesia mengalami curah hujan kategori rendah (di bawah 100 mm/bulan) pada bulan Agustus 2019. BMKG menyatakan musim kemarau tahun 2019 akan terjadi kekeringan panjang akibat beberapa faktor yaitu fenomena El Nino, kuatnya Muson Australia, dan anomali peningkatan suhu udara akibat perubahan iklim. Dalam menghadapi bencana kekeringan ini, Aksi Cepat Tanggap Jawa Tengah (ACT Jateng) menyalurkan bantuan sebanyak 270.000 liter air bersih secara serentak dengan total 50 truk tanki air bersih menyebar di sepuluh kabupaten-kota Jawa Tengah, Kamis (22/8). Dalam konferensi pers, Suharsono, Perwakilan dari DPRD Kota Semarang menyampaikan apresiasi atas aksi bantuan air bersih yang diinisiasi oleh ACT. “Saya dengar aksi nasional distribusi air bersih ini dilakukan serentak diberbagai cabang ACT di Indonesia, saya selaku wakil rakyat ikut bangga karena aksi nyata ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ucap Suharsono. Bencana kekeringan ini diam-diam menghantui kita, memang dampaknya tidak secara langsung dilihat seperti bencana alam lainnya, tambah Suharsono. “Bencana kekeringan ini barangkali tidak kelihatan, namun nyata dan setiap tahun ada. Oleh karena itu, pemerintah menyambut possitif kolaborasi dengan lembaga kemanusiaan seperti ACT untuk bersama-sama kita atasi bencana laten ini.” Sejalan dengan itu, Hamas Rausyanfikr, Ketua tim program ACT Jateng menambahkan pada hari ini khusus Semarang, ACT mendistribusikan sebanyak sepuluh truk tanki air bersih di sepuluh titik lokasi kekeringan. “Bencana kekeringan ini memiliki dampak yang cukup berat di masyarakat, mulai dari aspek kesehatan misalnya ketika masyarakat tidak mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi, akhirnya air yang tidak layak konsumsi akan menyebabkan efek samping bagi kondisi kesehatan seseorang,” kata Hamas. Kekeringan juga turut andil dalam aspek kesejahteraan masyarakat, ungkap Hamas. “Banyak kita dengar masyarakat sampai menjual aset yang dimiliki demi mendapatkan Air untuk dikonsumsi, padahal biaya yang mereka keluarkan seharusnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.” Lebih lanjut, Sri Suroto, Kepala Cabang ACT Jateng menngungkapkan selain bantuan distribusi air bersih, aksi yang terus dilakukan ACT yaitu layanan medis gratis, dan bantuan pangan. “Untuk 4 bulan terakhir ini ACT telah memproses kurang lebih 1.400 sumur wakaf di seluruh Indonesia. Semua program yang telah dijalankan pun harus ada partisipasi yang aktif pula dari para pendonor dan penerima manfaat untuk menghadapi siklus kemarau yang sudah terjadi puluhan tahun ini. Di sisi lain, kolaborasi dengan BMKG, pemerintahan dan berbagai institusi swasta menjadi bentuk ikhtiar terbaik demi kemaslahatan yang lebih luas bagi masyarakat,” pungkasnnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: