Musim Kemarau Diprediksi Hingga Oktober, Kekeringan di Cilacap Meluas

Musim Kemarau Diprediksi Hingga Oktober, Kekeringan di Cilacap Meluas

Kegiatan dropping air bersih di wilayah Kabupaten Cilacap.-BPBD Cilacap untuk Radarmas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Puncak musim kemarau di wilayah Kabupaten Cilacap diprediksi terjadi pada bulan Juli. Kemarau tersebut membuat wilayah Kabupaten Cilacap mengalami kekeringan dan krisis air bersih. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD di Kabupaten Cilacap, Budi Setyawan menjelaskan, saat wilayah jumlah permintaan untuk dropping air bersih semakin bertambah. 

"Saat ini kita sudah melakukan dropping sebanyak 24 tangki selama musim kemarau. Ada sebanyak lebih dari 4 ribu jiwa yang mengalami kekeringan di Cilacap," jelasnya. 

Dikatakan Budi, wilayah yang mengalami kekeringan berada di 10 desa di enam kecamatan. Yakni Desa Panikel Kecamatan Kampunglaut, Desa Bojong dan Ujungmanik Kecamatan Kawunganten.

BACA JUGA:Tahun Ajaran Baru, SD N 03 Bulusari Kabupaten Cilacap Cuma Dapat 5 Orang Siswa

BACA JUGA:Pengelolaan Perikanan di Kabupaten Cilacap akan Diatur dalam Perda

Kemudian, Desa Cimrutu, Rawaapu, dan Bulupayung Kecamatan Patimuan, Desa Rawajaya Kecamatan Bantarsari, Desa Karang Kemiri Kecamatan Jeruklegi, dan Desa Gintungreja dan Karanggintung Kecamatan Gandrungmangu.

"Sebenarnya ada beberapa desa seperti Desa Panikel dan Ujungmanik yang masih ada air namun airnya  terintrusi dengan air laut sehingga tidak layak konsumsi," ujar Budi.

Dikatakan Budi, dalam beberapa Minggu ke depan kemarau di Kabupaten Cilacap akan lebih kering, sehingga hampir tidak ada hujan di wilayah Cilacap.

Selain itu kekeringan di wilayah Cilacap diperkirakaan akan berlangsung hingga bulan Oktober. Sehingga pihaknya menghimbau masyarakat untuk senantiasa bijak dalam menggunakan air bersih.

"Untuk masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan air, kemudian karane musim kemarau biasanya rawan terjadi kebakaran jadi perlu diwaspadai untuk melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan kebakaran, seperti kebakaran lahan dan sejenisnya," himbau Budi. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: