Jumlah Warga Hilang Terus Bertambah

Jumlah Warga Hilang Terus Bertambah

Warga Banyumas Eks Gafatar Dikembalikan ke Keluarga PURBALINGGA - Jumlah warga Purbalingga yang  hilang diduga mengikuti organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Fajar NUsantara (Gafatar) bertambah. Kemarin (28/1), Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Purbalingga dilapori ada dua keluarga yang menghilang sejak awal Desember lalu. Kepala Kesbangpol Purbalingga Satya Giri Podo menjelaskan, pihaknya baru saja mendapatkan laporan ada dua keluarga dari Desa Pasunggingan, Kecamatan Pengadegan, yang menghilang. "Total ada delapan orang yang dilaporkan hilang kepada kami," ujarnya ditemui di ruang kerjanya. Delapan warga yang dilaporkan hilang tersebut, yakni Yusuf Bachtiar dan Vina Nirmala, bersama dengan anaknya Tyas Sekar Arum. Serta Sajarin dan Khotinah, bersama dengan ketiga anaknya, Imam, Lia dan Bayu. "Seluruh warga tersebut, berasal dari Desa Pasunggingan, Kecamatan Pengadegan," jelasnya. Namun, dia belum bisa memastikan apakah kedelapan warga Desa Pasunggingan tersebut mengikuti Gafatar yang telah dibubarkan beberapa waktu lalu. Dalam manifest warga eks Gafatar asal Purbalingga yang dipulangkan dari Kalimantan Barat (Kalbar), dia mengatakan,  belum diketahui apakah ada nama delapan warga tersebut. Sementara itu, hari ini (29/1), direncanakan ada tiga warga eks Gafatar asal Purbalingga yang akan dipulangkan ke Purbalingga. Ketiga, warga Purbalingga tersebut adalah Ali Murtopo dan Siti Badriah, serta anaknya yang berusia satu tahun. "Rencananya, mereka akan kami jemput dari Asrama Haji Donohudan (Boyolali). Setelah itu, mereka akan langsung kami serahkan ke keluarganya di Desa Bukateja, Kecamatan Bukateja," jelas Giri. Dia menjelaskan, ketiga orang tersebut sebenarnya berangkat ke Kalbar, dari Depok, Jawa Barat. Sebab, selama tujuh tahun terakhir mereka tinggal di daerah tersebut. "Namun, saat didata di Semarang, mereka mengaku ingin kembali ke Purbalingga. Mereka juga masih terdaftar sebagai warga Purbalingga," ungkapnya. Meski dipulangkan langsung ke desanya, ketiga warga eks Gafatar tersebut akan tetap dikarantina di Gedung balai Beih Ikan (BBI) Kutasari. "Menunggu seluruhnya pulang dulu, agar lebih efektif," katanya. Giri juga mengungkapkan, selain tiga warga tersebut, ada 72 warga eks Gafatar asal Purbalingga, yang dipulangkan dalam gelombang pemulangan tahap ketiga. Namun, dalam manifest 72 orang yang dipulangkan dalam gelombang tahap ketiga tersebut, tidak ada nama dua nama PNS Pemkab Purbalingga. "Dari data terakhir, (Praptono) Adi dan Widodo (Panca Nugraha) tidak masuk dalam manifest. Akan tetapi, keluarga dr Soelarso ada dalam daftar. Kami tidak tahu, apakah mereka ikut dipulangkan atau masih tertahan di Kalbar. Karena informasinya, masih ada eks Gafatar yang dimintai keterangan di Polda Kalbar," bebernya. Ketika disinggung apakah Adi dan Widodo menolak pulang ke Purbalingga? Giri belum bisa memastikannya. "Kami masih belum bisa memastikan, karena data yang dikirimkan Bakesbangpol Provinsi Jawa Tengah berubah-ubah terus. Datanya masih simpang siur," imbuhnya. Sementara, dari Banyumas dilaporkan eks anggota Gafatar asal Banyumas yang sekarang ditampung sementara di Asrama Haji Donohudan segera dijemput tim yang telah ditunjuk. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Banyumas Setya Rahendra mengatakan, eks anggota Gafatar nantinya akan diserahkan langsung ke keluarga melalui desa atau kecamatan masing-masing. "Kami rencananya akan menjemput besok (hari ini), tapi kami masih menunggu konfirmasi dari Provinsi untuk memastikan waktu dan datanya," kata Setya kepada Radarmas, Kamis (28/1). Dia mengatakan, anggota eks Gafatar langsung dikembalikan ke  keluarga karena sudah dirasa cukup pembinaan kepada mereka saat berada di penampungan Asrama Haji Donohudan.  "Kalau nanti ditampung lagi di sini kasihan mereka, takutnya jenuh dan capai," terangnya. Ditambahkan, jumlah anggota eks Gafatar asal Banyumas yang akan dipulangkan terus bertambah. Informasi terbaru,  hingga kemarin tercatat 14 orang yang ditampung di Asrama Haji Donohudan. Jumlah itu bertambah tiga orang dari sebelumnya yang hanya 11 orang. "Data terbaru ada 14 orang dari Banyumas yang berada di Donohudan, tapi kami belum dapat memastikan identitas ketiga orang tersebut. Kami cukup kesulitan dalam melakukan pendataan, karena data terus berubah-ubah," tambahnya.  (tya/why/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: