Ponsel Wartawan Dirampas, Diancam Dibui

Ponsel Wartawan Dirampas, Diancam Dibui

Ilustrasi Oknum Polisi Lakukan Intimidasi, Melarang Pers Memotret Razia Kendaraan CIREBON-Perlakuan tidak menyenangkan dialami jurnalis Radar Cirebon, Ade Gustiana. Ia diintimidasi oknum anggota Polsekta Utara Barat (Utbar), Jumat (2/11). Tidak hanya telepon seluler (ponsel) yang dirampas, Ade juga diancam dijebloskan ke dalam penjara. Ade menceritakan, insiden tersebut bermula ketika dirinya hendak meminta konfirmasi mengenai aksi kejahatan di salah satu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Jl Perjuangan, Kota Cirebon. Peristiwa kejahatan siang kemarin itu kebetulan masuk wilayah hukum Polsekta Utbar. Saat tiba di Mapolsekta Utbar, sekira pukul 14.30, Ade melihat ada kegiatan razia kendaraan, tepat di depan polsek tersebut. “Tapi saya gaklangsung memotret razia itu. Karena memang tujuan saya konfirmasi soal kasus penipuan di ATM,” cerita Ade. Ia lalu masuk area mapolsek dan meminta izin ke ruang reskrim. Semula, tak ada masalah. Bahkan dipersilakan menuju ruangan unit reskrim. Tapi, Ade tak bisa langsung melakukan konfirmasi. Salah seorang anggota Unit Reskrim Polsekta Utbar memintanya menunggu karena korban dari peristiwa kejahatan di ATM itu masih dimintai keterangan. ”Saya disuruh nunggu sampai jam 4 sore,” ujarnya. Ketika menunggu itulah, Ade pun berniat memotret razia kendaraan yang digelar di depan Mapolsekta Utbar. Ia lalu menuju halaman depan mapolsek. Namun, saat hendak memotret kegiatan itu, tiba-tiba salah seorang oknum anggota polsek berpakaian preman mendatangi Ade dan menanyakan maksud pengambilan gambar tersebut. “Langsung HP saya dirampas. Saya ditanya, maksudnya apa foto-foto," kata Ade. Ia kemudian menjelaskan bahwa dirinya merupakan jurnalis Radar Cirebon. “Sudah saya jelaskan, tetap saja orangnya ngeyel. Sampai bentak- bentak segala,” imbuhnya. Tak sampai di situ, oknum anggota Polsekta Utbar tersebut lantas menggiring Ade menuju ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Di situ, ia menerima kata-kata kasar dari oknum polisi tersebut. “Saya masih ingat orangnya. Bahkan saat di dalam ruang SPKT, ada juga polisi yang lain yang pakai pakaian dinas,” terangnya. Sekitar setengah jam di dalam ruang SPKT, Ade bahkan sempat diancam. Layaknya pelaku kriminal, ia diancam akan dimasukkan sel tahanan jika tidak segera angkat kaki dari mapolsek. “Dia bilang, sana pulang. Kalau nggaksaya masukkan kamu ke sel," bebernya. "Saya juga banyak kenal wartawan. Saya sengaja di sini untuk memantau orang-orang macam kamu,” tutur Ade menirukan kata-kata oknum polisi itu. Oknum anggota polisi itu melarang Ade mengambil foto kecuali atas izin pimpinan. Tapi saat diajak menemui pimpinan yang dimaksud, oknum polisi yang kemarin mengenakan kaus dan celana jins itu mengelak dan terus menghardik dengan nada tinggi. Sebelum meninggalkan polsek, Ade juga sempat menanyakan nama oknum polisi tersebut. Namun ia menolak dan memaksa Ade segera pergi. “Yang membuat saya kecewa, dia juga maksa ambil HP dan memeriksa isi HP saya. Dari mulai galeri foto sampai chatWhatsApp saya dengan teman-teman di kantor dibuka. Saya bilang ini saya koordinasi dengan teman-teman wartawan kalau saya liputan di sini. Malah dia paksa saya hapus foto-foto," tutur Ade dengan nada kecewa. Terpisah, Pemimpin Redaksi Radar CirebonRusdi Polpoke menyesalkan peristiwa intimidasi tersebut. Menurutnya, perlakuan kasar terhadap jurnalis tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Radar Cirebonjuga secara resmi akan melayangkan protes kepada Kapolsekta Utbar AKP Ali Mashar dan Kapolres Cirebon Kota (Ciko) AKBP Roland Ronaldy. “Surat resminya sedang kita siapkan. Tapi kita juga sudah mengawali dengan mengirim protes melalui WhatsAppke Pak Ali dan juga di-forwardke Pak Kapolres. Kita tentu menyesalkan kejadian itu. Kita menyesalkan cara oknum anggota polisi itu menghadapi jurnalis kami di lapangan. Merampas HP, intimidasi, bahkan mengancam menahan wartawan kami, tindakan yang sangat-sangat berlebihan,” tandas Rusdi. Ia juga menyatakan sudah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon seluler dengan Kapolsekta Utbar AKP Ali Mashar. “Barusan ini (tadi malam, red) kita tersambung dengan Pak Ali. Melalui telepon kami sudah menyampaikan apa yang dialami wartawan kami. Pak Ali juga terkejut adanya kejadian ini. Rencananya besok (hari ini, red) kami bertemu, silaturahmi langsung dengan Pak Ali. Sekaligus membahas kejadian ini,” jelas Rusdi. (day-mg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: