Ramadan sebagai Momentum Penyucian Jasmani dan Rohani

Ramadan sebagai Momentum Penyucian Jasmani dan Rohani

Galang Yugo Primono, S.S. | Alumnus UMP Prodi Sastra Inggris Tahun Lulus 2021 --

Galang Yugo Primono, S.S. | Alumnus UMP Prodi Sastra Inggris Tahun Lulus 2021 

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Ramadan bisa saja dikatakan menjadi waktu titik balik seorang muslim untuk menyucikan diri setelah selama setahun hidup dalam dekapan penuh dosa. Kenapa di sini dikatakan ‘bisa saja’? Tentu karena fadhilah Ramadan tidak serta merta hadir jika seorang muslim yang berpuasa hanya sebatas melaksanakan puasa tanpa mengerti makna di balik ibadah puasa dan ibadah serta amal-amal sholih lainnya di Bulan Ramadan.

Rasulullah dalam hadisnya menyampaikan, “Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut, kecuali hanya rasa lapar dan dahaga saja.” (HR. Ath-Thabrani). Dari hadis tersebut dapat dicermati bahwa Rasulullah sejatinya telah mengisyaratkan bahwa ibadah puasa di Bulan Ramadan tidak sebatas untuk dilaksanakan semata, namun lebih dari itu, puasa membawa manfaat yang jauh lebih besar, seperti dalam hadis, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah menyerukan, “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat!” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam al Awsath). Lalu, sehat seperti apa yang dimaksud oleh Rasulullah? Manfaat apa yang akan kita peroleh setelah kita berpuasa di Bulan Ramadan?

Setiap seruan yang dibawa oleh Rasulullah tentu merupakan hikmah bagi umatnya, yang demikian mengandung makna baik jika kita mau mengikuti dan melaksanakannya dengan benar. Seperti halnya seruan untuk sholat, puasa juga membawa banyak manfaat. Ada dua unsur dalam diri manusia yang masing-masing bisa merasakan hikmah berpuasa, yaitu jasmani dan rohani manusia. Keduanya terikat dan saling membutuhkan.

Ramadan yang ditetapkan sebagai bulan untuk menunaikan ibadah puasa merupakan momentum untuk penyucian jasmani dan rohani. Selama satu bulan itulah seorang muslim yang berpuasa diibaratkan tengah dibersihkan baik jasmaninya maupun rohaninya. Jika kita jabarkan satu per satu, tentu dalam satu tahun jasmani atau raga kita telah banyak melakukan sesuatu, mulai dari makan, minum, berjalan, berpikir, bekerja, dan sebagainya yang tentu melelahkan bagi raga kita, bahkan sebagian membawa efek negatif bagi kesehatan jasmani kita. Maka dari sinilah puasa diperlukan. Puasa bisa disebut sebagai salah satu terapi untuk jasmani kita. Dunia modern pun sudah mempercayainya, bahkan sebuah penelitian dari Journal of American Heart Association mengemukakan bahwa dengan berpuasa selama Ramadan maka mampu menurunkan tekanan darah, kadar lemak dan kolesterol, serta yang tak kalah baiknya adalah membuat tubuh menjadi ideal. Temuan lainnya juga mendukung bahwa puasa memang bermanfaat bagi kesehatan jasmani seperti meningkatkan metabolisme tubuh, memperbaiki fungsi hati dan ginjal hingga menekan stres.

Dari segi rohani, kita mungkin tak perlu menanyakannya lagi, karena puasa juga bagian dari ibadah secara rohani antara kita dengan Sang Pencipta. Seperti yang diajarkan Rasulullah, puasa tidak semata menahan diri dari yang membatalkannya saja, namun dengan berpuasa, seorang manusia sejatinya tengah dilatih dan dibentuk kembali sikap dan perilakunya. Mental dan karakternya kemudian akan dituntun agar menjadi lebih baik lagi. Dalam hal ini, dengan berpuasa maka seorang mukmin mampu mengembalikan keteraturan hidup dalam segi rohaninya serta menormalkan kembali cara kerja organ tubuhnya, dengan kata lain, puasa adalah jalan menuju fitrah seorang manusia itu sendiri. Wallahu a’lam bi as-shawab. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: