Separoh Lebih Anak-anak

Separoh Lebih Anak-anak

Dikarantina sebelum Dipulangkan JAKARTA– Proses pemulangan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mulai dilakukan kemarin (22/1). Pada tahap pertama, ada 1.613 orang eks anggota Gafatar yang akan dikembalikan ke keluarga masing-masing. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Machasin meyampaikan, pemulangan tahap pertama dilakukan dalam dua hari. Mereka dipulangkan dengan menggunakan kapal milik pemerintah yang disediakan oleh TNI. ”Sabtu-Minggu ini akan pulang, ada dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jogjakarta,” tuturnya saat ditemui seusai rapat koordinasi pemulangan eks Gafatar di Kantor Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), kemarin (22/1). Menurutnya, pemulangan ini harus dilakukan. Sebab, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk membantu eks Gafatar untuk memperbaiki diri. ”Walaupun sesat kan harus tetap dibantu ya,” ujarnya. Nantinya, para eks Gafatar tidak langsung dipulangkan ke rumah atau lingkungan masing-masing. Mereka akan menjalani proses karantina selama kurang lebih 2-3 hari setelah tiba di penampungan sementara. Di Surabaya misalnya. Mereka ditampung sementara di penampungan transmigrasi. Sedangkan di Jogjakarta, eks Gafatar akan tinggal di asrama haji Donohudan. ”Untuk meluruskan mereka. Nanti barus setelah itu dipulangkan,” ujar Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu. Dari data yang dikumpulkan, hingga saat ini tercatat sekitar 4 ribu orang yang pernah bergabung dengan aliran sesat itu. Yang mengejutkan, lebih dari separo dari jumlah itu adalah anak-anak. ”Ini yang kita takutkan. Kenapa anak-anak,” ungkapnya. Untuk menindaklanjuti program “pemulihan” eks Gafatar ini, pemerintah akan memberikan perhatian penuh. Anak-anak dari eks Gafatar nantinya dimasukkan kembali ke dunia pendidikan baik sekolah dasar asuhan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kemenag. ”Yang jelas, akan ada pengawasan khusus setelah dipulangkan,” jelasnya. Beberapa waktu setelah rencana pemulangan dilakukan, pemerintah sudah melakukan survey ke daerah. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial (Kemensos) Andi Dulung mengatakan, survei dilakukan untuk mengetahui respons masyarakat dan keluarga bila eks anggota Gafatar kembali. Sejauh ini, kata dia, respons masyarakat positif. Mereka membuka tangan untuk para eks anggota Gafatar yang ingin kembali dan memperbaiki diri. ”Karena ini yang sangat penting ya. Diterima atau tidak di masyarakat,” tutur Andi. Diakuinya, penanganan eks Gafatar ini memang berbeda dengan korban bencana. Bila para korban membutuhkan bantuan dana, mereka cenderung butuh bantuan spiritual. Karena itu, akan ada tim dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kemenag yang akan mendampingi. Meski begitu, lanjut dia, eks Gafatar tetap diberikan sejumlah bantuan sebagai uang pegangan. Satu kepala keluarga mendapat jatah Rp 250-300 ribu. ”Karena mereka pindah ke Kalimantan ini kan memang bukan untuk bertani. Tapi berkumpul. Mereka ini juga dari kalangan intelektual dan mampu,” paparnya. Disinggung soal aset yang dimiliki eks Gafatar di Kalimantan, Andi memastikan aka nada pendataan detil soal itu. Pendataan juga termasuk dengan pihak mana saja yang masih punya keluarga dan tidak. Kepastian itu juga ditekankan kembali oleh Pelaksana Tugas Sesmenko PMK Agus Sartono. Diakuinya, banyak eks anggota yang telah menjual asetnya saat pindah ke Kalimantan. Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah akan melakukan pendataan. Baru setelahnya, dilakukan pembicaraan soal penjaminan hak-hak mereka. ”Kami akan berkomunikasi dengan pemda bagaimana hak tanah yang mereka beli di sana agar mereka tidak mengalami kerugiaan,” ungkapnya. Agus mengatakan, ini merupakan usaha pemerintah untuk membantu mereka memperoleh kehidupan normal kembali. Dia meyakini, eks gafatar ini hanya korban dari satuan organisasi yang dilarang karena memiliki pemahaman keliru. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta eks anggota Gafatar tak perlu ragu-ragu ketika kembali berbaur ke masyarakat. Asalkan memang sudah berniat berubah menjadi lebih baik. “Ini perlu kita tanya mengapa musti takut. Kalau sikapnya berubah, kan tidak akan menakutkan bagi yang lain. Karena orang lain juga pada takut dengan kamu (Gafatar, Red) karena anggota keluarganya tiba-tiba menghilang," tegas Ganjar di sela mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada peluncuran program investasi menciptakan lapangan kerja tahap III dan peresmian pabrik PT Nesia Pan Pacific Clothing serta peresmian Akademi Komunitas Industri Tekstil dan produk tekstil Surakarta di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, Jumat (22/1). Dikatakan Gubernur, pemprov sedang mendata secara detail warga yang pernah terlibat Gafatar. ‘’Sebab di antara mereka katanya sudah ada yang terlanjur menjual aset seperti tanah, rumah, mobil dan sebagainya. Terus katanya ‘saya mau kembali ke mana’. Permasalahan-permasalahan seperti itu sedang kita inventarisir untuk dicarikan jalan keluarnya,” beber Ganjar. Harapannya, imbuh Ganjar, semua pihak saling sadar. Pemerintah akan menjembatani dan sudah berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait. Termasuk dengan provinsi tetangga karena tidak sedikit eks Gafatar berasal dari luar Jateng. "Senin (25/1, Red) semoga saja datanya sudah komplet sehingga segera ada solusi yang terbaik," ungkap Ganjar. Berdasar data Pemprov Jateng, ada sekitar 200-an warga Jateng eks Gafatar yang menjadi pengungsi. Tapi data itu belum bisa dipastikan karena ada pula yang tidak mengaku sebagai eks Gafatar. Di lokasi yang sama, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali menjamin keamanan eks anggota Gafatar selama ditempatkan di asrama haji Donohudan. “Semua warga negara dijamin keamanannya oleh negara. Kita tidak perlu berandai-andai. Tidak ada kelompok lain yang mengancam," papar Kapolda. (kwl/wa/mia/end)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: