Banner v.2

Setelah "Hilang", Prosesi Pahargayan Agung Digelar Kembali

Setelah

PURBALINGGA - Prosesi Pahargayan Agung yang sempat tidak digelar selama beberapa tahun, akhirnya digelar kembali dalam perayaan peringatan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke-186, kemarin (18/12). Prosesi yang digelar di Pendapa Dipokusumo digelar menggunakan gagrag Keraton Surakarta Hadiningrat. Hal ini dilakukan karena Kadipaten Purbalingga merupakan salah satu wilayah Keraton Surakarta. Prosesi tersebut digelar cukup meriah. Prosesi pembacaan riwayat berdirinya Purbalingga oleh Asisten Ekbangkesra Sigit Subroto, kemudian dilanjut prosesi songsong agung. Pada pahargyan agung juga dipentaskan tari Gambyong sebagai tari penyambut tamu, setelah itu juga dipentaskan tari Bambangan Cakil. Prosesi berlanjut dengan kirab aji manggala praja ke gedung DPRD dengan berjalan kaki. Prosesi ini diringi pasukan keraton Surakarta, pasukan pembawa pataka, pasukan bupati dan wakil bupati beserta Forkompimda. Kemudian para kepala organisasi pemerintah daerah, dengan memakai pakaian adat Jawa. Dalam sambutannya Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM mengingatkan kembali sesanti Purbalingga, Prasetyaning Nayaka Amangun Praja. Yakni tekad segenap aparat pelaksana untuk membangun daerah dan negara untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat lahir, batin dan merata. Dia menjelaskan, pembangunan hanya bisa berhasil karena adanya sinergi, bergotong-royong dalam memayu hayuning bawana. Sesanti mempunyai arti kebulatan tekad masyarakat dan pemerintah untuk saling bahu membahu membangun Purbalingga. Pada kesempatan itu, bupati mengatakan, ada 10 penghargaan dan 11 rekor Muri yang tercapai pada tahun 2016. Penghargaan tersebut mendorong pemerintah agar di tahun yang akan datang dapat memberikan pelayanan dan prestasi yang lebih baik lagi. Sehari sebelumnya pada Sabtu (17/12), digelar pawai budaya yang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten Purbalingga. (tya/sus)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: