49 Kasus DBD Ditemukan di Purbalingga
Pengelola Program Dengue dan Zoonosis Dinkes Purbalingga, Abidin Solihin menunjukkan data kasus DBD di Purbalingga.-Alwi Safrudin/Radarmas-
PURBALINGGA, RADARBANYUMAs.DISWAY.ID - Hingga September 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga mencatat 49 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) atau sekitar 5 kasus per 100 ribu penduduk. Meski masih tergolong terkendali, temuan kasus tersebut membuat Dinkes memperketat langkah pencegahan dan pengendalian penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu.
Pengelola Program Dengue dan Zoonosis Dinkes Purbalingga, Abidin Solihin, menjelaskan, setiap kali ditemukan kasus, tim puskesmas langsung melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk memastikan sumber penularan.
"Kami harus tahu apakah pasien tertular di rumah atau di tempat aktivitasnya. Dari situ bisa diketahui pola penyebarannya," katanya.
Proses PE juga mencakup sensus jentik nyamuk di sekitar lokasi kasus. Sedikitnya 20 rumah diperiksa untuk mengetahui kepadatan jentik. "Kalau hasilnya lebih dari 5 persen rumah positif jentik, dilakukan tindakan seperti pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi, atau fogging bila memenuhi syarat," jelasnya.
BACA JUGA:Kasus DBD Januari-Februari 2025 Menurun Dibandingkan Tahun Lalu
Namun, Abidin menegaskan, fogging bukan solusi utama dalam pengendalian DBD. "Fogging itu langkah terakhir. Penanggulangan yang paling efektif justru pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah masing-masing dengan menerapkan 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur barang bekas yang bisa menampung air," tegasnya.
Selain 3M, masyarakat juga diimbau untuk tidak menggantung pakaian bekas pakai, memakai obat nyamuk, menggunakan kelambu, serta menanam tanaman pengusir nyamuk dan memelihara ikan pemakan jentik.
Ia menambahkan, penguatan surveilans di lapangan juga penting agar deteksi dini dan penanganan kasus bisa lebih cepat. "Pasien DBD sebenarnya bisa ditangani dengan mudah, asal jangan sampai dehidrasi dan tidak terlambat mendapat perawatan," ujar Abidin.
Ke depan, Dinkes tidak hanya fokus pada DBD, tetapi juga infeksi dengue lainnya seperti demam dengue dan dengue with warning sign. "Temuan kasus di tahun ini jadi pengingat bahwa ancaman nyamuk masih nyata. Karena itu, upaya pencegahan harus tetap digiatkan," pungkasnya. (alw)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

