Pemerintah Isyaratkan Tindakan Relokasi
Tim dari Tim Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM turun ke lokasi bencana tanah bergerak di Desa Sampang Kecamatan Sempor.--
KEBUMEN - Pemerintah mengisyaratkan kemungkinan relokasi bagi warga yang terdampak bencana tanah bergerak di Desa Sampang, Kecamatan Sempor, Kebumen. Indikasi itu muncul setelah Tim Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan penilaian awal di lokasi, Selasa (2/12), menyusul pemeriksaan sebelumnya oleh BPBD Jawa Tengah.
Dalam observasi yang didampingi BPBD Kebumen itu, tim PVMBG melakukan pemetaan langsung di darat serta pemantauan udara menggunakan drone untuk menilai cakupan area terdampak. Ketua Tim Kerja Gerakan Tanah PVMBG, Oktory Prambada, menyebut pergerakan tanah di wilayah tersebut termasuk kategori gerakan tanah tipe rayapan, yaitu pergeseran yang terjadi secara perlahan.
"Ini assessment pertama kami terkait adanya pergerakan tanah di Desa Sampang. Pergerakan tanah di wilayah tersebut cukup besar dan termasuk tipe rayapan,” jelasnya.
Oktory menerangkan bahwa area yang mengalami pergerakan berada pada zona lembah yang secara alami merupakan jalur aliran air. Wilayah ini juga memiliki riwayat longsor pada 2016 dan tersusun dari batuan lapuk bekas longsoran purba. "Hasil pengamatan menunjukkan kondisi geologi di permukaan merupakan batuan lapuk yang pernah mengalami longsoran sebelumnya," imbuhnya.
Hasil assessment tersebut akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam menentukan langkah berikutnya, termasuk kemungkinan relokasi infrastruktur maupun permukiman warga di sekitar zona rawan. Laporan resmi PVMBG akan direkomendasikan kepada Gubernur Jawa Tengah, BNPB, dan Bupati Kebumen.
Menurut Oktory, penyusunan kajian teknis biasanya dapat selesai dalam sekitar satu minggu, namun proses review internal membutuhkan kehati-hatian—terutama jika menyangkut rekomendasi relokasi. "Kajiannya cepat, biasanya seminggu beres. Yang lama itu fase review dari para ahli gerakan tanah dan pengambil keputusan di Badan Geologi. Apalagi menyangkut relokasi, prosesnya harus sangat hati-hati,” ujarnya.
Bencana tanah bergerak di Desa Sampang pertama kali terpantau pada 11 November 2025 dan terus meluas dalam beberapa hari terakhir. Hingga kini, tiga kepala keluarga (KK) dengan total 12 jiwa terdampak. Pergerakan tanah juga merusak akses jalan sepanjang 400 meter dengan lebar 2,5 meter dan ketebalan 15 cm, serta menyebabkan kerusakan pada jembatan berukuran 6 x 2,5 meter. Puluhan hektare lahan pertanian turut terdampak. (cah)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


