Banner v.2

Patrab Jamas Sembilan Pusaka Aroengbinang

Patrab Jamas Sembilan Pusaka Aroengbinang

Pelaksanaan Jamasan Pusaka Aroengbinang di Komplek Makam Aroengbinang di Dukuh Kebejen Desa Kuwarisan Kutowinangun, Selasa (22/7).--

KUTOWINANGUN- Paguyuban Trah Aroengbinang (Patrab) menggelar Jamasan Pusaka Aroengbinang. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun. Jamasan dilaksanakan di Komplek Makam Aroengbinang di Dukuh Kebejen Desa Kuwarisan Kutowinangun, Selasa (22/7).

Jamasan Pusaka Aroengbinang tahun ini mengangkat tema " Melestarikan budaya, menjaga peradaban". Acara jamasan juga di hadiri oleh Putra wayah, jajaran forkopimcam, perangkat desa, serata tokoh masyarakat sekitar. 

Terdapat sembilan pusaka yang di jamas dalam acara tersebut. Ini di antaranya Pusaka Eyang Aroengbinang ke I yaitu pusaka Kyai cemeti.

Jamasan di pimpin oleh Ketua Paguyuban Kawulo Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (PAKASA) KRAP Arif Priyantoro Reksoningrat SSos. Prosesi jamasan di awali dengan penyerahan air jamasan dari Juru Kunci Taryono ke Petugas Jamas.

Prosesi penjamasan berlangsung  di iringi pembacaan tahlil yang di pimpin ustadz Bustomi . 

"Semoga Bacaan Tahlil dari putro wayah dan para tamu undangan menjadi hadiah indah untuk para leluhur," tutur Arif.

Pada acara kali ini, juga di adakan sarasehan sejarah dan budaya. Dimana membahas tentang sejarah eyang Aroengbinang I dan eyang aroengbinang IV yang intinya beliau Aroengbinang IV lah yang menjadi bupati pertama Residence Keboemen. 

Dijelaskannya, setelah perang Jawa berakhir, Belanda merapikan tata administrasi kewilayahannya. Ini dengan membentuk beberapa residence dan mengangkat Eyang Aroengbinang ke IV menjadi bupati pertama Reaisdence Keboemen pada tahun 1831.

'Sedangkan Aroengbinang I memilih mengabdikan diri di Kasunanan Surakarta.sampai beliau sepuh dan pamit menetap di Keboemen kampung halamannya. Sampai beliau wafat," terangnya.

Aroengbinang I juga masuk dalam tim nujum saat penentuan titik dibangunnya Karaton Kasunanan Surakarta. 

Dalam sarasehan juga membahas pakem jamasan pusaka yang di pake, serta tentang ubo rampenya. 

"Dengan acara jamasan ini semoga bisa memberi edukasi budaya dan sejarah kepada masyarakat agar dalam memahami tidak keluar jalurnya," ucapnya. (mam)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: