Jadi Korban Penganiayaan di Dawuhan Wetan Kerena Diduga Dukun Palsu, Begini Penjelasan Tikno
Tikno (kiri) usai menyerahkan laporan dan hasil visum kepada Kanit reskrim Polsek Kedungbanteng (kanan), Kamis (17/11/2022). Ahmad Erwin/Radarmas--
Karena mendapati rekannya Wasihun juga dikeroyok, akhirnya Ia mengambil pisau.
"Terus saya keluar mau menolong teman saya yang lagi dikeroyok dijalan. Jadi ada pisau pisang saya ambil, itu agar supaya bubar warganya karena teman saya Wasihun dikeroyok," jelasnya.
Dan setelah warga Bubar, dirinya lalu melarikan diri ke Polsek Kedungbanteng untuk melaporkan kejadian yang menimpanya itu.
Terkait isu dukun palsu dan dukun gadungan, Tikno menerangkan, jika dirinya memang tidak mau dipanggil dukun ataupun gus.
"Itu semua bohong, saya itu banyak dipanggil misalnya dukun, saya gak mau, Gus saya gak mau. Saya orang biasa yang selalu berbagi dari orang-orang tertentu yang namanya itu pasien," tuturnya.
Dirinya sudah menggeluti pengobatan alternatif selama dua tahun. Dia mengaku mendapatkan ilmu yang diturunkan dari buyutnya.
BACA JUGA:Jateng Sabet Juara Pertama Railway Safety Awards 2022
"Saya hanya berbagi, adapun ilmu saya itu warisan leluhur, orang tua saya dulu semua seperti itu. Dan yang saya obati itu sakitnya macam-macam. Banyak sekali, yang namanya semua penyakit karena saya alternatif, jadi bisa obati segala penyakit," jelasnya.
Begitu juga menurutnya, dengan permintaan uang yang tidak wajar dengan jumlahnya yang banyak.
"Itu bohong itu, karena yang namanya pasien saya itu baik-baik saja, tidak ada permasalahan dari pasien, cuma ini ada oknum-oknum tertentu yang tidak suka aja," ungkapnya.
Dia menjelaskan mengobati dengan keikhlasan.
BACA JUGA:Banyak Diburu Negara Maju, Wellness Indonesia Jadi Primadona di Ajang G20
"Ikhlas-ikhlasan gak ada permintaan, paling sama pasien yang janji nanti kalau sembuh, seperti dulu kesepakatan obrolan saya mintanya Rp. 1 juta tapi sama pasien dikasih Rp. 6 juta buat sedekah. Dan ini terakhir kemarin, 10 orang satu keluarga berobat janji kalau sembuh dikasih Rp. 30 juta juta, tapi 10 pasien yang diobati ini sudah sehat semua, karena dia tidak mampu diparuh Rp.12 juta," pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


