Fogging Saja Tidak Cukup, Dinkes Cilacap Imbau Warga Lebih Gencarkan PSN
Fogging yang biasa dilakukan setelah banjir mereda tidak cukup untuk membunuh nyamuk sampai ke sarangnya.-REGINA GAYUH/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Memasuki musim hujan dengan intensitas yang semakin tinggi, sejumlah wilayah di Cilacap mulai dilanda genangan bahkan banjir. Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah terhadap potensi meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Tim Kerja Pengendalian dan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Cilacap, Hutomo Eko menegaskan, fogging tidak cukup untuk mencegah penularan DBD.
Sebab, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara telur dan jentik nyamuk Aedes aegypti yang menjadi sumber utama penyebaran virus dengue tetap bertahan.
“Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Telur dan jentiknya masih ada dan tetap bisa membawa virus dengue. Karena itu, yang paling penting justru pemberantasan sarang nyamuk yang fokus ke jentiknya,” paparnya.
BACA JUGA:Waspadai Penyakit Pascabanjir, Dinkes Cilacap Imbau Warga Perhatikan Genangan Air
Menurutnya, kondisi musim hujan yang saat ini sedang berlangsung, akan mempercepat siklus hidup nyamuk. Air yang menggenang di wadah rumah tangga maupun sisa banjir menjadi tempat ideal bagi jentik nyamuk untuk berkembang biak. Dalam waktu kurang dari seminggu, jentik bisa tumbuh menjadi nyamuk dewasa yang siap menularkan virus.
“Pertumbuhan nyamuk sangat cepat di kondisi lembap seperti ini. Jadi masyarakat perlu lebih rutin melakukan pemeriksaan seminggu sekali, jangan menunggu ada kasus dulu baru bergerak,” tambahnya.
Dinas Kesehatan mendorong masyarakat untuk menerapkan gerakan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air hujan.
Selain itu, program “Satu Rumah Satu Kader Jumantik” terus digencarkan untuk memastikan pemantauan jentik dilakukan secara berkelanjutan di tingkat rumah tangga. Setiap kader jumantik bertugas melakukan pemeriksaan, pencatatan, dan pelaporan terhadap kondisi jentik di lingkungan masing-masing.
BACA JUGA:Walau Kasus DBD Menurun, Warga Cilacap Diminta Waspada Jelang Musim Hujan
“Kalau setiap rumah aktif punya jumantik, pemantauan bisa dilakukan cepat dan penularan bisa ditekan sejak dini,” terang Hutomo.
Ia juga menegaskan, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama pengendalian DBD, terutama di wilayah-wilayah yang kini sedang terdampak banjir dan genangan air.
“Ketika ada banjir, fokus warga biasanya pada pembersihan lumpur dan sampah. Padahal, wadah-wadah kecil bekas genangan juga berpotensi jadi sarang nyamuk,” jelasnya.
Dinas Kesehatan saat ini juga menyiagakan petugas lapangan untuk memantau wilayah rawan dan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi dini agar lonjakan kasus DBD tidak terjadi bersamaan dengan bencana banjir di beberapa kecamatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

