Banner v.2

Cilacap Kuatkan Benteng Pesisir Lewat Rehabilitasi Mangrove

Cilacap Kuatkan Benteng Pesisir Lewat Rehabilitasi Mangrove

Kondisi mangrove di Segara Anakan dan Kutawaru.-RAYKA/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Di tengah gempuran perubahan iklim dan abrasi pantai yang terus mengancam kawasan pesisir selatan, Kabupaten Cilacap tampil sebagai garda terdepan dalam menjaga ekosistem mangrove. 

Tahun 2025 ini, Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggencarkan program rehabilitasi besar-besaran terhadap kawasan mangrove, menjangkau hampir seluruh garis pantai strategis di wilayah ini.

Kepala DLH Cilacap, Sri Murniyati mengatakan, pihaknya akan melakukan penanaman, pengayaan dan rehabilitasi mangrove dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pesisir pantai ujung timur Cilacap hingga ke kawasan suaka alam (KSA), seperti Pulau Momongan, Pantai Jetis, pesisir Donan, Tritih, pesisir Nusakambangan, hingga Segara Anakan yang terkenal sebagai pusat keanekaragaman hayati.

"Upaya ini bukan hanya program pelestarian, tapi juga bentuk tanggung jawab bersama dalam melindungi ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan di pesisir," ujar Sri.

BACA JUGA:176.340 Mangrove Akan Ditanam di Cilacap Tahun Ini

Sri mengatakan, program ini juga merupakan bagian dari kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Program MAGERI Segara, inisiatif yang menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove di 17 kabupaten kota pesisir. Gerakan ini dijalankan secara serentak sejak Juni dan dijadwalkan selesai pada Desember 2025.

"Sinergi ini memperkuat langkah kita di lapangan. Dengan skala besar seperti ini, harapannya Cilacap bukan hanya bertahan, tapi bisa jadi contoh bagi daerah lain," imbuh Sri.

Sri menjelaskan, Cilacap memiliki posisi strategis sekaligus kritis. Berdasarkan Peta Mangrove Nasional, luas ekosistem mangrove di Kabupaten Cilacap tercatat mencapai 8.914 hektare. Angka ini menjadikan Cilacap sebagai daerah dengan luasan mangrove terbesar di Jawa Tengah.

Namun luasnya kawasan tak selalu sebanding dengan tingkat kesehatannya. Beberapa kawasan mangrove mengalami degradasi akibat alih fungsi lahan, pencemaran, serta tekanan akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan. 

BACA JUGA:Surga Tersembunyi di Kampung Laut dengan Wisata Religi dan Mangrove

Sri menegaskan bahwa rehabilitasi bukan hanya soal menanam kembali pohon, tapi juga mengembalikan fungsi ekologis mangrove sebagai pelindung alami.

"Mangrove berperan sangat luas. Mereka menjadi penopang kehidupan manusia, menyaring air, menjaga kualitas udara, menjadi rumah bagi biota laut, dan sekaligus menjadi solusi alami dalam menghadapi perubahan iklim," ujarnya. (ray)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: