Buang Nasib Buruk Lewat Ciswak dan Ruwat

Minggu 18-02-2024,16:37 WIB
Reporter : Fijri Rahmawati
Editor : Laily Media Yuliana

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Boen Tek Bio Banyumas mencata,t sebanyak seribu umat dan simpatisan mengikuti Sembahyang Ciswak dan Ruwatan Putra Sulung masal, Minggu (18/2/2024).

Humas Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, Sobita Nanda menyampaikan, peserta Sembahyang Ciswak dan Ruwatan Putra Sulung masal kali ini mengalami penurunan signifikan. Karena sebelum pandemi covid-19, peserta sembahyang rata-rata dua ribu orang.

"Kami bersyukur bahwa tradisi ciswak dan ruwatan putra sulung masal masih berjalan di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas," kata Sobita.

Peserta Sembahyang Ciswak dan Ruwatan Putra Sulung masal di antaranya berasal dari luar negeri. Ada juga dari luar pulau dan kota-kota di pulau Jawa. Di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas tradisi ini sudah berlangsung sekira 30 tahun.

BACA JUGA:Potong Rambut Anak Gimbal, Tradisi Ruwatan Di Daerah Dieng.

BACA JUGA:19 Anak Ruwat Sukerta untuk Menghilangkan Sial

Ritual sembahyang ciswak di klenteng luar pulau terutama di Kalimantan dan Sumatera disamakan dengan tambal nasib. Disebut Sobita sesungguhnya dalam budaya Indonesia atau Jawa, ciswak sama saja dengan ruwat.

"Ritual ciswak untuk membuang sengkala atau nasib buruk. Sehingga, diharapkan mendapatkan jalan hidup yang lebih baik dan banyak berkah keselamatan dari Yang Maha Kuasa," papar Sobita.

Setelah prosesi sembahyang selesai, umat dan simpatisan melepaskan merpati. Ada sebanyak 70 pasang merpati warna warni dan sepasang merpati warna putih merupakan syarat dalam tradisi ruwat. Merpati sebagai penebus sangkala.

Pelepasan merpati adalah momen yang ditunggu. Tiap peserta sembahyang ciswak dan ruwatan putra sulung masal mendapat merpati untuk diterbangkan.

Meski cuaca sedang panas-panasnya menjelang pukul 12.00 wib. Sorak sorai peserta bergema mengiringi semua merpati yang berterbangan. (fij)

Kategori :