Upaya swadaya tersebut membuahkan hasil, karena semenjak dijaga tidak ada lagi kecelakaan meskipun komunikasinya hanya menggunakan HT.
BACA JUGA:KPU Cilacap Mulai Tahapan Perakitan Untuk 29.820 Kotak Suara
BACA JUGA:Perolehan Menurun, Stok Golongan Darah O di UDD PMI Purbalingga Krisis
Terhitung dalam satu jam ada sekitar empat hingga lima kali kereta lewat.
"Satu jam bisa 4-5 kereta api karena rel ganda. Sekitar 10 tahun lalu juga ada pemudik satu mobil tertabrak, yang meninggal lima orang seingat saya," jelas Parono.
Parono menjabarkan bahwa iurannya hanya sebesar Rp500 per hari, selain untuk memberikan honor, uang yang terkumpul juga digunakan sebagai keperluan mebangun pos dan lain-lain.
"PT KAI pernah ke sini mengecek, aman tidak. Tapi semua dibiayai warga, karena jika tidak lewat sini kita mau kemana-mana jauh, memutar bisa tiga kilometer," tuturnya lagi.
Mujiman sebagai rekan dari Parono juga menjelaskan bahwa saat ini pengamanan jalur sangat dibutuhkan karena sudah double track dan lalu lintas semakin padat.
BACA JUGA:Mayoritas Pendaftar PTPS Sumpiuh karena Butuh Pekerjaan
BACA JUGA:Butuh Biaya Besar, Anggaran Penanganan Kemiskinan Ekstrem Koordinasi dengan Bappeda
Pengakuan warga setempat yakni Tomo, mengatakan bahwa sejak dijaga warga lebih tenang. Total sudah ada sembilan kali kecelakaan sejak tahun 2004.
Namun PT KAI tidak mempermasalahkan jika akses jalannya mau digunakan asalkan dijaga.
"Seingat saya sudah sekitar sembilan kali kejadian sejak tahun 2004. PT KAI tidak masalah digunakan jalannya asalkan dijaga," pungkas Tomo.
Seperti diketahui, Dusun Karangnongko berada tepat di selatan lintasan kereta api, sedangkan di timur barat, dan selatan dusun merupakan sawah.
Namun di utara dusun tersebut ada rel yang kemudian ada kompleks perumahan dan jalan aspal yang terhubung dengan jalan Jogja-Solo. (okt/*)