Menyelami Tradisi Badendang Rotan saat Tahun Baru di Maluku

Sabtu 02-12-2023,00:52 WIB
Reporter : Alma Meidhita
Editor : Puput Nursetyo

Biasanya, seluruh warga dari berbagai lapisan masyarakat yang hadir di sana ikut terlibat dalam tarik-menarik. Ada dua kelompok, yaitu kelompok kiri dan kanan, yang masing-masing memiliki jumlah yang sama besar, sehingga kekuatan tarik-menarik tetap seimbang. Kegiatan ini dapat berlangsung dari pagi hingga malam, di mana terjadi adu kekuatan untuk memindahkan batas atau pakal kayu yang telah disediakan. 

Keesokan harinya, rangkaian acara makan bersama atau patita dilakukan setelah sehari penuh menjalani tradisi ini. Makan bersama atau patita melambangkan keterikatan persaudaraan di sekitar meja makan panjang yang sederhana dengan alas daun kelapa. 

BACA JUGA:5 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Yang Masuk Kedalam Warisan Budaya Indonesia.

BACA JUGA:Sejarah Mendoan, Makanan Khas Tradisional dari Jawa Tengah

Menu yang disajikan dalam tradisi Badendang Rotan adalah hidangan tradisional masyarakat Aboru yang biasanya dihidangkan dalam acara-acara khusus dan tidak lepas dari makanan pokok sehari-hari. Setelah patita selesai, terdengar aba-aba untuk mengarak rotan ke laut.

Meskipun diatur sesuai dengan ciri khas masing-masing daerah di Maluku, tradisi Badendang Rotan tetap menjadi acara tahunan yang diselenggarakan untuk merayakan berbagai hari besar nasional, seperti Pesta Malam Tahun Baru dan Natal. Badendang Rotan merupakan salah satu acara adat terbesar yang digelar oleh masyarakat setempat, sehingga partisipasi seluruh warga dianggap wajib. 

Dalam menyambut Tahun Baru Masehi, kedua tradisi Hela Rotan dan Badendang Rotan digabungkan menjadi satu rangkaian acara. Acara tahunan ini dihelat pada setiap tanggal 1 Januari untuk merayakan pergantian tahun baru. 

Berbeda dengan kebanyakan tradisi tahun baru yang umumnya dihias dengan kembang api berwarna-warni, tradisi Badendang Rotan menekankan pada kerjasama antar masyarakat setempat. Selama prosesi ini, nilai solidaritas di antara warga diperkuat, dari persiapan acara hingga keterlibatan tim dalam pelaksanaannya. 

Sesuai dengan namanya, "badendang" yang berarti musik, unsur musikalitas menjadi dominan dalam acara ini. Para tamu disajikan dengan lagu dan tarian khas Maluku, diiringi oleh alunan musik dari alat tradisional seperti Tifa yang menciptakan atmosfer yang hangat. 

Prosesi dimulai menjelang tahun baru saat para tetua adat mengumumkan dimulainya acara, dan seluruh komunitas, dari orang dewasa hingga anak-anak, berkumpul untuk merayakan tradisi Badendang Rotan tersebut. (amp/*)

Kategori :