PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Semua jalur pendakian ke Gunung Slamet sejak 13 September 2023 lalu hingga saat ini masih ditutup oleh Perhutani KPH Banyumas Timur. Para pegiat SAR di Kabupaten Purbalingga meminta penutupan lebih lama. Karena kondisi saat kemarau ini, potensi kebakaran cukup tinggi.
Pegiat SAR Perwira Purbalingga, Murbawantik Seno Aji, Selasa 3 Oktober 2023 mengungkapkan, banyak jalur yang dilalui pendaki, tanaman terdampak kemarau karena kering. Jika dilaksanakan dibuka saat masih kemarau ini, dikhawatirkan ada pemicu api dari pendaki, pencari madu dan orang umum lainnya.
"Sebut saja seorang pendaki yang usai merokok asal membuang puntung. Lalu mengenai suatu padang Savana dengan rumput kering. Angin yang kencang di atas bisa memicu nyala api dari bara rokok itu," katanya.
BACA JUGA:Sempat Tak Sesuai Target, Pembangunan Gedung DPRD Purbalingga Baru Sudah Surplus 2,078 Persen
BACA JUGA:Sebuah Rumah Terbakar di Cikawung Pekuncen, Pemilik Alami Kerugian Jutaan Rupiah
Ia sepakat jika Perhutani menutup lebih lama dan memastikan saat kembali dibuka sudah masuk penghujan yang kontinyu. "Kalau saat ini belum sebulan kembali dibuka, potensi kebakaran lahan dan hutan semakin tinggi," tambahnya.
Pegiat SAR Purbalingga, Arif Wahyudi DN sepakat jika penutupan dilakukan lebih panjang. Karena saat terjadi kebakaran, akan sangat terkendala medan dan dikhawatirkan mudah meluas.
"Karena saya juga dinas di Pemadam Kebakaran Purbalingga, tetap siaga. Namun jika bisa dilakukan antisipasi lebih dini dengan penutupan, akan lebih baik," katanya.
BACA JUGA:Mudah dan Cepat, Inilah Syarat dan Cara Pengajuan KUR BCA Online untuk UMKM
Data yang dihimpun Radarmas, kemarau yang masih melanda saat tahun 2019 silam membakar lahan pinus seluas kurang lebih satu hektar di petak 58. Pemadaman saat itu cukup sulit dan membutuhkan waktu tak sedikit. (amr)