RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kabupaten Banyumas merupakan daerah yang memiliki banyak kesenian khas. Salah satunya yang paling sering terdengar yaitu ebeg dan kentongan. Namun tak hanya itu, masih ada beberapa kesenian asli Banyumas yang mungkin masih asing di telinga kamu.
Sebenarnya jika ditotal ada lebih dari 30 jenis budaya tradisional yang dimiliki oleh Banyumas dari dulu hingga sekarang. Budaya tradisional yang berkembang di masyarakat Banyumas berbeda-beda. Hal itu dapat dilihat beberapa aspek antara lain pemahaman tentang leluhur, bahasa, folkor, budaya lisan, ritual dan kesenian. Kali ini kita akan sama-sama membahas beberapa kesenian asli Banyumas, yang mungkin belum pernah kamu dengar: 1. RENGKONG Rengkong merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, yang digunakan sebagai salah satu rangkaian panen padi atau bentuk ritual membawa padi bersama-sama dari sawah menuju rumah atau Lumbung desa. Rengkong sendiri berasal dari kata reng yang artinya rengeng-rengeng, sedangkan kong memiliki arti besar dan berkuasa. Itu artinya rengkong adalah rengeng rengeng kepada yang besar atau berkuasa alias puji pujian kepada Yang Maha Kuasa. Rengkong dijadikan salah satu sarana para petani untuk menyampaikan rasa syukur lewat puji-pujian kepada ”Dewi Sri” yang dianggap dewanya para petani. Suara yang keluar bersumber dari gesekan tali ijuk dan pikulan yang diberi beban padi akan menghasilkan bunyi reng dan kong tergantung dari besar kecilnya alat pikul yang digunakan. Konon katanya memang "Dewi Sri: suka pada bunyi bunyian dan nyanyian", sehingga panen berikutnya akan diberi hasil yang lebih melimpah dan juga terhindar dari hama. 2. COWONGAN Cowongan adalah bentuk ritual mengundang hujan yang sudah digunakan sejak jaman dulu. Cowongan dilakukan masyarakat Banyumas terutama para petani yang mengalami kemarau panjang. Namun kini cowongan sudah lebih dipentakan sebagai seni pertunjukan dan juga pralambang hidup manusia, dimana digambarkan bahwa saat ini begitu sulit membedakan antara manusia dengan iblis atau setan. Dulu, cowongan hanya dilaksanakan saat terjadi kemarau panjang. Maka dari itu biasanya ritual ini dilaksanakan mulai pada akhir masa kapat dalam hitungan masa pada kalender Jawa. Dalam pelaksanaannya, cowongan akan dilakukan pada hitungan ganjil. Seperti 1 kali, 3 kali, 5 kali atau 7 kali. Apabila sekali dilaksanakan cowongan belum turun hujan maka akan dilaksanakan 3 kali demikian seterusnya hingga turun hujan. 3. PAKEONGAN Pakeong juga merupakan salah satu kesenian Banyumas untuk ritual minta hujan, namun kesenian ini menggunakan properti alat dapur. Kono asal-usulnya yang menciptakan pakeongan adalah kaum ibu, khususnya ibu-ibu petani, karena kasian kepada suaminya dalam bercocok tanam sangat memprihatinkan dikarenakan sudah berbulan-bulan tidak turun hujan. Adapun properti yang digunakan yaitu bakul atau cething (tempat nasi), beruk atau alat penakar beras yang terbuat dari tempurung kelapa, ada juga benggol atau uang logam dan juga wingka pecahan piring keramik sejumlah 39 buah. Ritual ini akan diiringi dengan mantra-mantra berupa nyanyian yang didalamnya mengandung permintaan turuna hujan. Lalu juga akan diletakan sesaji yang berisi hasil tanaman para petani yang terdiri dari 3 kelompok jenis tanaman yaitu tanaman pala kependem, pala kesimpar dan pala gumantung. Kesenian ini dimainkan atau dipentaskan pada waktu musim kemarau panjang dan hingga saat ini masih dilaksanakan di daerah sebelah utara sungai serayu, namun masih paling sering dijumpai yaitu didaerah kecamatan Kembaran dan Sumbang. Itu tadi beberapa kesenian khas Banyumas yang mungkin masih asing ditelinga kamu. Semoga dengan membaca artikel ini bisa menambah wawasan kamu terkait kesenian asli khas Kabupaten Banyumas.Ini Kesenian Asli Banyumas yang Mungkin Asing di Telinga Kamu
Minggu 17-09-2023,08:41 WIB
Reporter : Fahma Ardiana
Editor : Bayu Indra Kusuma
Tags : #kesenian khas banyumas
#kesenian banyumas
#kesenian asal banyumas
#budaya banyumasan
#budaya banyumas
#budaya asli banyumas
Kategori :
Terkait
Rabu 25-06-2025,10:06 WIB
Libur Panjang, Museum Wayang Banyumas Tetap Ramai Pengunjung
Minggu 09-03-2025,14:14 WIB
32 Instansi Daerah di Kabupaten Banyumas Percayakan Griya Rias Sekar Melati Sukseskan Kirab Banyumas ke-454
Kamis 27-02-2025,20:49 WIB
Hibah Dana Indonesiana Untuk Dokumentasi Sang Maestro Lengger Lanang Dariah
Kamis 20-02-2025,14:28 WIB
Perlon Punggahan Bonokeling, Tradisi Ziarah Jelang Ramadhan yang Bertahan Ribuan Tahun
Jumat 14-02-2025,11:11 WIB
Purnama Saat Sya'ban, Momen Sakral Kungkum Tirta Wening Kali Cawang
Terpopuler
Rabu 10-12-2025,08:53 WIB
Paradoks Ketahanan Keluarga di Banyumas: Regulasi Maju, Lembaga Justru Menghilang
Rabu 10-12-2025,09:21 WIB
Skutik Adventure Harga Terjangkau, Kenali Honda ADV 160 2025
Rabu 10-12-2025,10:21 WIB
Intip Fitur Canggih Wuling Alvez 2025, SUV Terjangkau Tapi Kekinian
Rabu 10-12-2025,14:29 WIB
Jelang Nataru, Harga Kebutuhan Pokok di Cilacap Mulai Naik
Rabu 10-12-2025,11:05 WIB
Penonton Terjerat Dracin, Rela Habiskan Uang demi Tuntaskan Rasa Penasaran
Terkini
Rabu 10-12-2025,20:45 WIB
Kostajasa Tanam 30 Ribu Bibit
Rabu 10-12-2025,19:09 WIB
Teknologi Baru Rasa Lama, Becak Listrik Tidak Terapkan Tarif Resmi
Rabu 10-12-2025,19:06 WIB
JMSI Usulkan Dahlan Iskan Raih Anugerah Dewan Pers 2025 Kategori Spirit Media Baru
Rabu 10-12-2025,17:43 WIB
Akses Pendidikan Formal Desa Mlaya Terbatas, Bangkit Lewat Pokjar Cendekia
Rabu 10-12-2025,16:54 WIB