Jelang Hari Raya Idul Adha, Permintaan Tusuk Sate di Banyumas Meningkat

Selasa 20-06-2023,15:24 WIB
Reporter : Aam Juni Restino
Editor : Susi Dwi Apriani

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Suripah (59) nampak sumringah menyambut Idul Adha tahun ini. Pasalnya, permintaan sujen atau tusuk sate bikinannya semakin banyak.

Dia dan puluhan warga Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas lainnya sudah puluhan tahun menjadi perajin sujen. 

"Sudah bikin sujen sejak anak-anak, tapi dulu hanya ikut-ikutan. Ini usaha turun temurun, dari zaman dihargai Rp 40 perak per seribu tusuknya sampai sekarang Rp 6.000 setiap seribu tusuknya," kata dia. 

BACA JUGA:Pilkades Serentak Masih Dirumuskan Pemkab Banyumas

Cara membuat sujen juga banyak mengalami perubahan. Dari mulai manual yang memakan waktu lama. Hingga saat ini menggunakan mesin.

Jelang Hari Raya Idul Adha, diakui, secara produksi jumlahnya tetap. Tapi intensitas pengepul mengambil sujen meningkat. Dari satu bulan dua kali, bisa tiga sampai empat kali pengepul mengambil sujen. 

"Mulai pakai mesin, 10 tahunan terakhir. Beli mesin bekas harganya Rp 250 ribu," ujarnya. 

BACA JUGA:Geger, Pemilik Toko di Purwokerto Ditemukan Meninggal di Dalam Toko

Untuk sujenm katanya, ada dua ukuran yang sering digunakan. Yaitu 24 cm dan 22 cm. 

"Sekarang dihargai yang ukuran 24 cm Rp 6 ribu per 10 tusuk, dan Rp 5 ribu untuk yang 22 cm," ujarnya. 

Untuk pemasaran sujen, Suripah tidak ikut campur. Karena sudah ada pengepul yang akan memasarkan sujen. 

"Ini saya setor ke pengepul, jadi hanya produksi saja. Dipasarkan sampai Semarang, Bandung, Kebumen," paparnya. 

Menurutnya, untuk bahan baku pembuatan sujen dipasok oleh pengepul. Bambu Gombong menjadi bahan baku utama pembuatan sujen. 

"Kalau bambu tali itu alot dan sulit untuk ditajamkan," tuturnya. 

Dikatakan, pembuatan sujen sangat bergantung pada cuaca. Jika bambu tidak kering sempurna, akan sulit untuk dibuat sujen.

Kategori :