GROBOGAN, RADARBANYUMAS.CO.ID - Suasana Aula SMAN 1 Kradenan, Kabupaten Grobogan mendadak riuh, suara tepuk tangan terdengar ramai saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir memasuki ruangan aula, Kamis (15/6/2023). Pagi itu, Ganjar Pranowo datang untuk memberikan materi Gubernur Mengajar dengan tema "Generasi Benteng Pancasila Cerdas Bermedia Konsisten Berbudaya dan Anti Hoax".
Setelah menyapa para siswa dan guru, politikus berambut putih itu langsung menerangkan soal bonus demografi yang akan didapatkan Indonesia pada 2045. Sekitar 800 siswa yang mendengarkan, tampak antusias, bahkan beberapa siswa juga aktif berdialog dengan Ganjar.
Kurang lebih sekitar 50 menit, "Gubernur Mengajar" berlangsung interaktif dan akrab. Beberapa kali, Ganjar juga meminta beberapa siswa untuk maju ke depan.
Cara pemaparan Ganjar yang atraktif membuat para siswa mudah memahami apa yang disampaikan. Ganjar menjelaskan beberapa materi, di antaranya, cinta tanah air, cinta budaya, sikap toleransi, hingga pengembangan bakat dan minat.
Ganjar menuturkan, setelah melihat potensi dan bakat yang dimiliki para siswa di Indonesia, Ganjar sangat optimis Indonesia Emas 2045 akan tercapai.
"Harus yakin (Indonesia Emas 2045). Maka, kami arahkan sekolah dan gurunya juga musti mengarahkan untuk mengeluarkan seluruh bakat yang dimiliki oleh siswa," ujar Ganjar.
Ia menambahkan, bakat dan minat generasi saat ini terkadang berbeda dengan cara pandang masyarakat umum atau lingkungannya. Menurut Ganjar, selama hal itu positif, maka perlu untuk didukung.
"Anak muda sekarang mimpinya berbeda dengan yang lain atau masyarakat yang di sekitarnya. Maka, kemudian bakat yang terpendam dari anak-anak sebenarnya sangat luar biasa. Maka dia butuh dukungan, butuh suport," lanjutnya.
"Saya senang tadi ada satu siswa yang bertanya sangat bagus. Bagaimana kalau saya punya bakat tapi lingkungan tidak mendukung. Dan dia mencontohkan, lingkungan sekitarnya tidak mendukung karena dia perempuan bahkan sudah pinter buat aplikasi," imbuh Ganjar.
Ganjar pun memberikan semangat, dan menyarankan siswa tersebut agar terus menciptakan karya dan program yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Tadi ada yang bisa buat aplikasi. Kamu harus maju terus membuat program-program yang lebih bermanfaat untuk rakyat, jangan-jangan dengan program aplikasi yang kamu buat bisa mengedukasi masyarakat sekitar dengan literasi digital yang lebih baik," ungkapnya. (*)
Di lain sisi, ada siswa yang suka dengan kebudayaan, menghormati keberagaman, dan mereka mampu mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
"Satu dengan teknologi dan satu dengan budaya yang kuat, sehingga jika kecerdasan intelektual dan emosionalnya dipadukan maka akan menjadi lebih baik," pungkasnya.