CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kabupaten Cilacap masuk wilayah perairan, tetapi tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan di Kabupaten Cilacap masih sangat rendah.
Data yang tercatat di Dinas Perikanan dan Kelautan Cilacap, konsumsi ikan oleh masyarakat Cilacap hanya 30,35 Kilogram (kg) per kapita dalam satu tahun. Artinya, rata-rata dalam satu hari per orang hanya mengkonsumsi sekira 0,01 kg ikan.
Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cilacap, Indarto di sela-sela kegiatannya untuk sosialisasi gemar makan ikan di desa Ciwuni Kecamatan Kesugihan, Selasa (6/6).
BACA JUGA:101 Atlet Kabupaten Cilacap Bakal Bertanding dalam Porsenitas di Majalengka
"Memang banyak faktor sehingga tingkat konsumsi terhadap ikan di Kabupaten Cilacap rendah, sehingga kita akan upayakan banyak hal untuk mengatasi itu," katanya.
Salah satunya adalah dengan mengupayakan variasi olahan ikan. Karena kebanyakan masyarakat enggan mengkonsumsi adalah karena bau amisnya, serta banyak tulang atau duri.
"Maka dari itu, saat ini banyak kita lakukan sosialisasi serta pelatihan-pelatihan untuk membuat bahan makanan dari olahan ikan, untuk mengurangi rasa amisnya, selain itu kita lakukan upaya distribusi ikan hingga menjangkau wilayah pegununungan," tuturnya.
BACA JUGA:165 Orang Jadi Korban TPPO dengan Kerugian Sampai Rp 2,5 Miliar
Sementara itu, PJ Bupati Cilacap, Yunita Dyah Suminar menekankan, bahwa ikan merupakan protein hewani yang mudah didapat serta mengandung protein serta gizi yang tinggi selain itu harganya sangat murah.
"Maka dari itu kita sasar para ibu-ibu PKK untuk diberi pengetahuan serta edukasi mengenai nilai gizi pada ikan, mereka ini mampu menjadi edukator serta pendamping di masyarakat," bebernya.
Yunita menegaskan, secara produksi, Kabupaten Cilacap menjadi salah satu produsen ikan yang cukup besar, sehingga tidak ada alasan bagi masyarakatnya untuk tidak mengkonsumsi ikan.
BACA JUGA:Netizen Heboh, War Tiket Festival Balon Udara UMP Ludes Kurang dari 10 Menit
"Gizi yang terkandung dalam ikan sangat bagus untuk pencegahan stunting, apalagi jika dimodifikasi menjadi PMT, saat ini saja secara populasi balita berpotensi stunting awalnya 4000 sekian, setelah PMT turun menjadi 2000, artinya olahan PMT yang mengandung gizi tinggi sangat dibutuhkan bagi balita yang memiliki potensi stunting," pungkasnya.(jul)