H. Muhammad Asdi Nurkholis, Lc., M.Pd, Direktur D2 Bahasa Arab Ma'had Al Imam Malik UMP
SANGAT menarik ketika membaca ayat-ayat tentang Puasa Ramadhan di surat Al-Baqarah ayat 183-187.
Di ayat yang ke 186nya Allah ta'ala mengabarkan keajaiban doa, dimana sebelum dan sesudahnya adalah ayat-ayat berkaitan dengan hukum puasa.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Apabila hamba-Ku bertanya kepada mu (wahai Muhammad) tentang-Ku, Maka Aku dekat, Aku akan mengabulkan doanya orang yang berdoa ketika dia memohon, maka hendaklah mereka menerima -perintah- dan mengimani-Ku agar mereka mendapatkan petunjuk" (Al-Baqarah 186)
Ada beberapa hikmah yang dapat kita petik dari ayat tersebut:
Pertama; Allah berfirman: (Ibaadi), maka yang dimaksud hamba-Ku yang dinisbatkan kepada Lafdzul Jalalah adalah hamba dari orang-orang yang beriman, karena erat kaitannya dengan seruan wajibnya puasa bagi orang-orang yang beriman, bukan untuk orang kafir maupun orang munafik.
Kedua; Allah berfirman (Fa Inni qariib), Allah langsung memberikan jawaban; bahwa Allah sangat dekat dengan hamba-Nya. Makna dekat pada ayat ini adalah Allah dekat dengan kesempurnaan ilmu-Nya terhadap semua makhluk-Nya; dekat kepada hamba-Nya untuk mengabulkan doanya, menolong dan memberikan taufik.
Ketiga; Allah akan mengabulkan doa orang yang berdoa, lebih-lebih di bulan Ramadhan dengan ibadah puasa yang kita kerjakan.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam pernah menyampaikan orang-orang yang tidak tertolak doanya, diantara mereka:
"Doanya orang yang berpuasa ketika hendak berbuka" (HR. At-Tirmidzi 2526).
Keempat; untuk terkabulkannya doa kita, haruslah mengikuti petunjuk dan bimbingan Allah, dengan; kekhusyukan, bersihnya hati, meminimalisir dosa, serta tidak memakan harta haram.
Semoga Ramadhan ini menjadi momentum semua doa dan permohonan kita diterima Allah ta'ala. (")