BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Rumah tidak memiliki jamban, tidak selalu karena faktor eknonomi.
Di Desa Pekuncen, di awal masuknya desa tersebut sebagai desa dengan kemiskinan ekstrem, karena 70 persen warganya belum memiliki jamban. Di dalamnya termasuk warga yang mampu secara ekonomi. BACA JUGA:Ini Cara Desa Pekuncen Keluar dari Kemiskinan EkstremKepala Desa Pekuncen, Saefudin mengatakan, awalnya 70 persen warga belum memiliki jamban.
Padahal sebagian warga sebenarnya mampu secara ekonomi.
Hanya mungkin saat itu belum mempunyai kesadaran pola hidup bersih dan sehat.
BACA JUGA:Antrian Haji di Banyumas sampai 30.776 Orang
Di samping itu, ada juga warga yang belum memiliki jamban karena benar-benar tidak mampu secara ekonomi.
"Yang dari kelompok tidak mampu ada juga. Tapi pesentasenya sedikit. Banyak yang mampu dan rumahnya berada di pinggir aliran sungai," katanya.
Saefudin menjelaskan, kondisi pada beberapa desa di Kecamatan Pekuncen yang sebagian wilayahnya berada di pegunungan, warga yang tidak mampu secara ekonomi pun harus memiliki septictank.
BACA JUGA:Sudah Mencapai 60 Persen, Pekerjaan Penanganan Longsoran Jembatan Kali Pelus Sesuai Rencana
Berbeda kondisi dengan Desa Pekuncen di awal masuk kemiskinan ekstrem saat itu, yang belum memiliki kesadaran pola hidup bersih dan sehat dengan mudahnya sebagian warga masih terbiasa buang air besar di sungai.
"Beberapa desa yang awalnya tidak masuk kemiskinan ekstrem justru sekarang masuk" terangnya.
Adapun jumlah total warga Desa Pekuncen sebanyak kurang lebih sembilan ribu orang, di tiga dusun dengan luas wilayah hampir seribu hektar.
BACA JUGA:Selalu Dinanti Masyarakat, Kirab Hari Jadi Banyumas Kembali Dinikmati Setelah Vakum 2 Tahun
"Kalau untuk jumlah warga, Desa Pekuncen paling banyak seKecamatan Pekuncen," pungkas Saefudin. (yda)