CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kabupaten Cilacap merupakan salah satu wilayah rawan bencana banjir. Hal ini menyebabkan para petani gagal panen. Di tahun 2022 lalu saja, ada sekitar 2.490 hektare gagal panen.
Kendati demikian, masih banyak petani di Kabupaten Cilacap yang enggan ikut asuransi tani. Hal ini diungkapkan Kabid Sarana Prasarana Dinas Pertanian Cilacap, Agung Widiatmoko.
"Kita sudah sosialisasi dari tahun 2015 secara intensi. Namun karena mindset petani terhadap asuransi yang masih ribet dan merepotkan," katanya.
BACA JUGA:BLT Dana Desa Tahun Ini Masih Cair
Dia mengatakan, jumlah keanggotaan yang saat ini ikut asuransi tani sebanyak 4.102 orang. Jumlah tersebut masih sedikit, jika dibandikan jumlah petani yang mencapai ratusan ribu orang.
"Di tahun 2022 ada sebanyak lima kelompok yang mengajukan klaim. Total ada 13.283 hektare atau Rp 82 juta. Ini di Kedungreja dua kelompok, Gandrungmangu satu kelompok, Majenang dua kelompok. Tahun lalu tidak terlalu banyak, dibandingkan 2021 sampai Rp 600 juta," kata dia.
Pihaknya pun berharap, para petani di Cilacap bisa mengikuti asuransi tani. Apalagi, Kabupaten Cilacap merupakan daerah rawan bencana. Sehingga jika petani mengikuti asuransi tani, dapat meminimalisir kerugian.
BACA JUGA:Rem Blong, Bus Pariwisata Angkut Siswa RA Mamba'ul Huda Masuk ke Jalur Penyelamat Bayeman
"Untuk asuransi tani program APBN petani membayar 3 persen dari total tanggungan dengan 80 persen subsidi pemerintah pusat. Sehingga petani cukup membayar Rp 36 ribu," ujar Agung. (ray)