BANJARNEGARA - Petani ubi kayu mengeluhkan tidak adanya alokasi pupuk bersubsidi. Padahal ubi kayu Banjarnegara kini menjadi komoditi ekspor dalam bentuk tepung ke berbagai negara.
Hal itu mencuat dalam talkshow Kemitraan Komoditas Ubi Kayu antara petani dengan pelaku usaha tepung mocaf singkong dan pemerintah, yang digelar Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah di pabrik Mocaf UD Mandiri Gumiwang Banjarnegara, Selasa (15/11).
BACA JUGA:Tabrakan di Ajibarang, Begini Kronologi Kecelakaan Truk Tronton Vs Truk Fuso di Jembatan Tonjong
Diikuti 40 petani singkong, talkshow menampilkan narasumber pelaku usaha tepung mocaf Supriyanto (UD Mandiri) dan Wisnu Sapto (PT Sapto Tani Mocafindo), perwakilan Balai Besar Karantina Pertanian Kelas 1 Semarang Ristiyono, Plt Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Distankan KP) Banjarnegara, Herrina Indri Hastuti serta Kabid Tanaman Pangan, Suparman.
Perwakilan petani dari Kecamatan Purwanegara Taryono mengatakan, tanaman singkong membutuhkan pupuk yang cukup agar produksinya maksimal.
BACA JUGA:Parah, Tabrakan Truk di Atas Jembatan Tonjong Ajibarang, Kecelakaan di Banyumas Pagi Ini
"Tetapi petani tidak mendapat pupuk bersubsidi. Padahal singkong termasuk tanaman pangan," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan perwakilan petani Kecamatan Bawang, Sudiro. Selain itu, petani juga perlu dibantu terkait dengan permodalan.
"Petani singkong seharusnya mendapat jatah pupuk bersubsidi," katanya.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Distankan Banjarnegara Herrina Indri Hastuti mengatakan, Permentan Nomor 10 Tahun 2022 membatasi subsidi pupuk hanya untuk sembilan komoditas utama saja yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi dan kakao.
BACA JUGA:Pekunden Masuk Sepuluh Besar Gelar Desa Wisata Jawa Tengah 2022
"Terus-terang kami juga pusing, karena Banjarnegara penghasil kentang, singkong dan salak, yang mestinya mendapat subsidi. Tapi mau bagaimana lagi, pemerintah telah melakukan pembatasan pupuk subsidi," ujar Herrina.
Solusinya, menurut Herrina, petani harus membuat pupuk organik.
BACA JUGA:Diduga Korsleting Listrik, Dua Rumah di Jambudesa Purbalingga Ludes Terbakar